Hindari Penipuan, Melawan Ancaman Digital Dengan Bijak
Samarinda - Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar. Lebih dari itu, bahkan bisa menjadi korban penipuan.
Dalam dunia digital yang semakin terhubung, ancaman terhadap keamanan informasi semakin kompleks dan beragam. Serangan siber seperti peretasan, phishing, ransomware dan malware menjadi semakin canggih, menuntut organisasi dan individu untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam melindungi data mereka.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat, Ika Mardiah menjelaskan penipuan online adalah penggunaan layanan internet atau software dengan akses internet untuk menipu atau mengambil keuntungan dari korban. Penipuan online_bisa terjadi di ruang chat, media sosial, email_atau website, jika masyarakat tidak waspada bahkan teledor dalam keamanan digital.
"Gawai kita ibarat pintu ke dunia digital. Seperti di dunia nyata, kita tidak akan meninggalkan rumah tanpa perangkat keamanan yang memadai agar bisa menjaga data pribadi dan terlindung dari resiko kebocoran data pribadi. Karena itu, untuk menghindari penipuan dan melawan ancaman digital dengan bijak,” ucapnya saat mengawali Webinar Sandikamimania, Kamis (23/1/2025).
Ika juga merinci tren serangan siber tahun 2025 yang harus diwaspadai masyarakat. Seperti layanan kejahatan siber seperti Cybercrime-as-a-service (CaaS), Cloud menjadi sasaran utama, serangan AI yang semakin canggih, kovergensi ancaman digital dan fisik.
"Agar terhindar dari ancaman tersebut, gunakan password yang kuat, pahami dan pastikan pengaturan privasi di setiap akun platform digital, hati-hati mengunggah data pribadi di platform digital, hindari untuk membagikan data pribadi kita, serta waspada jika ada komunikasi atau aktivitas mencurigakan," imbuhnya.
Ika menambahkan agar selalu waspada terhadap upaya phishing, dimana penjahat siber mencoba mencuri informasi melalui email atau pesan palsu. Jangan pernah memberikan informasi pribadi seperti nomor kartu kredit atau password melalui tautan yang mencurigakan.
Kemudian backup data secara berkala. Mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) juga menjadi langkah penting dalam meningkatkan keamanan akun. Dengan 2FA, meskipun seseorang berhasil mendapatkan kata sandi, mereka tetap memerlukan kode tambahan yang biasanya dikirimkan ke ponsel atau email. Langkah ini memberikan lapisan perlindungan ekstra terhadap akun digital.
“Selain melindungi akun, penting untuk menjaga keamanan perangkat yang digunakan. Pastikan perangkat lunak selalu diperbarui ke versi terbaru untuk mendapatkan perlindungan dari ancaman keamanan terbaru," imbuhnya. (cht/pt)