Teknologi

Ditunjuk Sebagai IKN, Kaltim Harus Mempersiapkan Segalanya

  •   resa septy
  •   7 Juni 2021
  •   11:16pm
  •   Teknologi
  •   480 kali dilihat

SAMARINDA - Terpilihnya Provinsi Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara (IKN) baru menjadikan Kaltim harus siap dalam berbagai hal, termasuk juga peningkatan kualitas di sektor penyiaran.

Sebagaimana persiapan yang telah dilakukan, Kaltim teguhkan tekad menjadi Provinsi pertama yang menerapkan Analog Switch Off (ASO) di Indonesia yaitu dengan target bermigrasi ke penyiaran digital paling lambat tanggal 30 Juni 2021.

Ketua Komisi I DPRD Kaltim, Jahidin Siruntu menilai dengan bermigrasinya penyiaran analog ke digital ialah suatu kesempatan yang menjanjikan. Terangkatnya kearifan lokal hingga terbukanya lapangan pekerjaan ini menurutnya berpotensi dalam meningkatkan APBD dan membantu pembangunan daerah.

“Sedini mungkin kita perlu mempersiapkan diri terutama terpilihnya Kaltim sebagai IKN. Kita harus siap dari segala-galanya,” ucap Jahidin dalam kesempatannya sebagai narasumber pada Dialog Publika dengan tema Menuju Analog Switch Off (ASO) di Kaltim, Senin (07/06/2021).

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Prov Kaltim, Muhammad Faisal kembali menekankan bahwa memang sudah saatnya Kaltim bermigrasi menuju digital.

Bersamaan dengan hal ini, antisipasi  juga harus dilakukan sambungnya. Perlu lebih jeli melihat bagaimana iklim bisnis pada masa yang akan datang,  serta tenaga kerja dan muatan konten pada program yang ditayangkan pun harus lebih banyak mengangkat nilai-nilai kearifan lokal. 

"Untuk tahap awal ini kita memang perlu konsentrasi dulu untuk sosialisasi mengenai digitalisasi ini. Walaupun ada kekhawatiran nantinya ketika serbuan dari luar itu datang. Saat ada slot tersedia yang masuk bukan perusahaan lokal melainkan perusahaan luar, saat slotnya habis akhirnya Kaltim jadi penonton," ucap Faisal.

Menurut Faisal perlu ada kepastian untuk investor yang bersiaran di Kaltim nantinya. Ketentuan untuk memberdayakan tenaga lokal dan menyiarkan program-program lokal pun dirasa perlu untuk diberlakukan.

"Memang  secara bisnis mungkin nilai jual lokal tidak sebegitu besar, kita paham butuh sesuatu yang menarik banget untuk ditonton. Tetapi jangan sampai hilang lokalnya. Saya rasa itu tantangannya," ujar Faisal menambahkan.

Disisi lain, Kepala Stasiun TVRI Stasiun Kaltim, Arif Suriansyah menganggap kaitannya dalam menuju ASO ini, hal utama yang perlu difokuskan ialah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berdigital.

“Siap tidak siap, harus. Saya juga merasa bangga karena Kaltim dan Kaltara masuk zona satu dan ini tentu bukan untuk coba-coba. Dengan digital banyak sisi positifnya. TVRI pun dalam hal ini siap sedari awal bahkan sebelum payung hitam tersebut diberlakukan,” ungkap Arif.

Kesiapan Kaltim untuk menuju digital tentu harus didukung oleh respon baik dan keterlibatan masyarakat. Hakikatnya,  masyarakat tetap dapat memilih fasilitas tayangan seperti apa yang ingin mereka nikmati. Bertahan dengan tetap menikmati tayangan berbayar atau menggunakan fasilitas lokal. 

Sementara itu para pelaku usaha penyiaran diharapkan dapat segera menyesuaikan peralatan siarnya ke digital.  Persiapan bermigrasi ini tentu akan terus dimaksimalkan tidak hanya dari pelaku usaha penyiaran tetapi juga pemerintah, Kaltim tetap optimis berhasil terapkan ASO sebelum tempo yang telah ditentukan. (resa/pt)