Statistik

Impor Kaltim April 2023 Naik 4,65 Persen

  •   prabawati
  •   15 Mei 2023
  •   7:26pm
  •   Statistik
  •   734 kali dilihat

Samarinda - Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat nilai impor Provinsi Kalimantan Timur pada April 2023 tercatat sebesar US$472,18 juta.

 "Naik sebesar 4,65 persen dibandingkan dengan nilai impor Maret 2023. Jika dibandingkan dengan nilai impor April 2022 mengalami kenaikan sebesar 13,58 persen,"ungkap Ketua Tim Stat Distribusi BPS Kaltim Marinda Dama Prianto pada Press Release, di ruang Vicon BPS Kaltim, Senin (15/5).

 Menurutnya, nilai impor migas April 2023 sebesar US$364,80 juta, atau naik sebesar 11,97 persen dibandingkan dengan nilai impor Maret 2023, sedangkan jika dibandingkan dengan nilai impor April 2022 mengalami kenaikan sebesar 14,65 persen.

 Sedangkan nilai impor nonmigas April 2023 sebesar US$107,38 juta, atau turun sebesar 14,39 persen dibandingkan dengan nilai impor Maret 2023.

 Pada April 2023, penurunan persentase terbesar dari impor barang nonmigas adalah pada golongan barang mesin dan perlengkapan elektrik yang mengalami penurunan 71,32 persen.

 Sebaliknya kenaikan persentase tertinggi dari impor barang nonmigas terjadi pada golongan barang bahan bakar mineral yang naik 1.094,44 persen.

 Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–April 2023 adalah Tiongkok sebesar US$111,52 (22,09 persen), Amerika Serikat sebesar US$57,42 juta (11,37 persen) dan Korea Selatan sebesar US$49,60 juta (9,82 persen).

 "Impor nonmigas dari ASEAN sebesar US$87,29 juta (17,29 persen) dan Uni Eropa sebesar US$90,18 juta (17,86 persen),"tuturnya.

 Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–April 2023 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, terjadi peningkatan nilai impor pada bahan baku/penolong sebesar 20,11 persen, barang konsumsi naik 8,34 persen, namun barang modal turun sebesar 0,63 persen.

Neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Timur pada April 2023 mengalami surplus sebesar US$1,93 miliar. Sektor nonmigas surplus sebesar US$2,11 miliar, sementara di sektor migas defisit US$173,21 juta. (Prb/ty).