Sosial

Kearifan Lokal Sebagai Kunci Harmoni Sosial

  •   prabawati
  •   10 Juli 2024
  •   10:11am
  •   Sosial
  •   690 kali dilihat

Balikpapan - Mewakili Pj Gubernur Kalimantan Timur, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekprov Kaltim, HM Syirajudin membuka secara resmi kegiatan Sarasehan Kearifan Lokal Tahun 2024 yang dilaksanakan di Platinum Hotel  dan Convention Hall, Selasa (9/7).

Dalam arahannya, HM Syirajudin menyampaikan bahwa Pemprov Kaltim mengatakanIndonesia, sebagai negara kepulauan dengan populasi besar dan beragam suku, etnis, budaya, serta agama, memiliki kekayaan yang luar biasa. Namun, keberagaman ini juga rentan terhadap potensi konflik sosial jika masyarakat belum mampu menyikapi perbedaan tersebut dengan bijak.

Salah satu indikator daerah rawan konflik sosial adalah mobilitas sosial yang tidak terkendali, masalah sosial kronis, serta menguatnya anomali dan primordialisme berbasis sentimen sosial sempit. Faktor-faktor ini dapat memicu transformasi sosial yang signifikan dan menimbulkan konflik.

Penunjukan Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara menjadi kebanggaan tersendiri, namun juga memerlukan perhatian khusus terhadap potensi konflik sosial. Kehadiran masyarakat dari luar Kaltim dengan berbagai kepentingan bisa memicu gesekan dan konflik sosial. Oleh karena itu, penanganan konflik sosial harus terus dikembangkan, tidak hanya melalui rekontruksi sosial setelah bencana, tetapi juga dengan pencegahan melalui peningkatan kapasitas masyarakat menggunakan kearifan lokal.

Sarasehan Penguatan Kearifan Lokal Tahun 2024 ini mengusung tema "Memelihara Kearifan Lokal sebagai Penyangga Keserasian Sosial dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Menuju IKN Sejahtera dan Damai". Kearifan lokal yang mengandung nilai kemanusiaan, kebersamaan, dan sikap keteladanan dianggap sebagai media yang tepat untuk mencegah disintegrasi sosial.

Diharapkan, dengan kearifan lokal sebagai penyangga, masyarakat dapat menyadari pentingnya menjaga tatanan sosial yang harmonis. Hal ini juga diharapkan dapat mencegah bencana, menyelesaikan masalah lokal, menghindari disintegrasi sosial, serta memperkuat adaptasi sosial.

Mencegah konflik sosial tidak terlepas dari peran seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda dan tokoh masyarakat, dalam menangkal radikalisme akibat doktrin dan ideologi yang keliru. Tugas utama adalah memelihara kearifan lokal agar tetap hidup dan menyala dalam hati nurani bangsa Indonesia.

Dengan optimalisasi peran pemuda dan tokoh masyarakat, diharapkan konflik sosial dapat diminimalisir dan radikalisme dapat ditangkal, menyongsong Kaltim sebagai Ibu Kota Negara.

Kepala Dinas Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak berharap peserta pelatihan nantinya menjadi pelopor menciptakan keserasian sosial menjaga persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan dan keberagaman.

Kegiatan ini dihadiri oleh 50 peserta dari Dinas Sosial, perwakilan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dari kabupaten/kota se-Kaltim.

Narasumber dalam acara ini meliputi Kepala Dinas Sosial Kaltim, Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial, Polda Kaltim, Kodim 0905 Balikpapan, Badan Kesbangpol Kaltim, akademisi, dan tokoh adat. (Dinsos/Prb/ty)