Tehe-Tehe Makanan Khas Dari Maratua
- prabawati
- 28 November 2021
- 11:38am
- Seputar Kaltim
- 3583 kali dilihat
Maratua - Tidak hanya menyajikan keindahan alamnya, namun Pulau Maratua juga menyuguhkan salah satu kuliner yang belum ditemui di daerah lain.
Kuliner tersebut yakni bulu babi yang menjadi salah satu makan khas dari Maratua. Meski bulu nabi dikenal sebagai binatang beracun, namun jangan khawatir di tangan warga sekitar bulu babi disulap menjadi sajian yang begitu nikmat.
Makanan dari bulu babi tersebut dikenal dengan tehe-tehe yang menjadi andalan bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Pengolah Bulu Babi, Samsinar (40) tahun menyebutkan kuliner ini tidak bisa sembarang disajikan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Bulu babi yang digunakan hanya ada pada musim-musim tertentu, biasanya pada musim angin selatan atau bulan safar mudah menemukannya.
Tehe -tehe ini menurut Syamsinar, tidak langsung disajikan begitu saja. Sebelum dimasak bagian dalam tehe -tehe itu dibersihkan terlebih dahulu seperti pasir yang ada di dalam cangkang dibuang. Untuk bagian daging tehe-tehe tidak dibuang karena ini menjadi bahan pendukung.
Selanjutnya beras ketan putih yang telah dicampur santan kelapa dan sedikit garam dimasukan kedalam cangkang bulu babi dan dimasak selama 30 menit. Dalam proses memasukkan beras ini seperti membuat ketupat.
"Daging tehe-tehe tidak dibuang karena sebagai bahan penyedap alami, biar lebih enak ada rasa gurihnya,"jelasnya saat dikonfirmasi belum lama ini.
Proses memakannya pun juga sangat unik, dimana kulit tehe -tehe dipecahkan terlebih dahulu menggunakan sendok. Sebab bagian luar cangkang teh itu keras dan tidak bisa dimakan.
Ketika disantap, terasa lembut di lidah, rasanya pun gurih. Kelezatan tehe-tehe bertambah karena ada lemak alami yang berasal dari cangkang bulu babi.
Tehe -tehe ini tidak dijual setiap hari, melainkan disajikan jika ada tamu yang ingin memesan atau ada acara tertentu. Biasanya dia menerima pesanan dari pemandu wisatawan mancanegara. (Prb/ty).
Kategori
- Berita 2619
- Artikel 32
- Anti Hoax 48
- Budaya 90
- Ekonomi 216
- Teknologi 232
- Hiburan 64
- Kesehatan 714
- Olahraga 163
- Pemerintahan 1372
- Pembangunan 306
- Politik 42
- Seputar Kaltim 105
- Pendidikan 146
- Rubrik 9
- Statistik 197
- Aplikasi 49
- Layanan 37
- Agama 213
- Keluarga 31
- Keluarga 9
- Bantuan 69
- Perkebunan 184
- Lingkungan 61
- Narkoba 21
- Pelatihan 144
- Anak 9
- Pramuka 43
- Sosial 45
- Perempuan 34
- Investasi 23
- Penghargaan 105
- Paguyuban 3
- Keamanan 21
- Kerajinan 19
- Kerajinan 5
- Ketahanan 9
- Pariwisata 87
- Bencana 19
- Pameran 26
- Pameran 8
- Jaringan 12
- Peternakan 18
- Peternakan 3
- Pertanian 30
- Pertanian 5
- Pangan 19
- Kebencanaan 14
- Pengumuman 9
- Perdagangan 12
- Perdagangan 1
- Kependudukan 10
- Karnaval 4
- Cuaca 46
- Pancasila 7
- Bencana 3
- Kekerasan 2
- Pajak 5
- Pramuka 5
- Kepemudaan 12
- Ketenagakerjaan 40
- Kehumasan 7
- Perikanan 6
- Pemuda 6
- Kehutanan 6
- Penelitian 2
- Keamanan 4
- Keamanan 1
- Festival 12
- Beasiswa 8
- Kebutuhan 1
- Transportasi 15
- Nusantara 1
- Informasi 9
- Infrastruktur 5
- Telekomunikasi 2
- UMKM 4
- Kelautan 2
- Perhubungan 6
- Pemilu 11
- Pemberdayaan 4
- Kearsipan 12
- Bakti Sosial 1
- Dekranasda 1
- Energi Sumber Daya Mineral 1