Seputar Kaltim

Pelaksanaan Idulfitri 1442 H di Kab PPU, Tak Jauh Berbeda Pada Tahun Sebelumnya.

  •   pipito
  •   15 Mei 2021
  •   10:37am
  •   Seputar Kaltim
  •   430 kali dilihat

PENAJAM – Walau di tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19. Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas'ud (AGM) ikut hadir dalam pelaksanaan Salat Ied di Masjd Agung Al-Ikhlas KM 09 Kelurahan Nipah-Nipah, Kamis (13/05/2021).

Pelaksanaan Solat Ied yang merupakan wilayah calon Ibu Kota Negara (IKN) tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Seusai Salat Ied saat dijumpai AGM mengungkapkan, dalam menyambut Hari Raya Idulfitri 1442 H tentu tidak jauh beda dengan tahun kemarin, karena masih dalam suasana pandemi covid-19.

Walaupun demikian tetap tidak boleh putus semangat untuk menjalin silaturahmi dihari yang suci ini dan saling menjaga, ungkapnya.

Tidak lupa dalam kesempatan tersebut Bupati PPU, AGM juga tidak henti-hentinya mengimbau, agar seluruh masyarakat di Benuo Taka dihari kemenangan ini agar tidak lupa dengan prokes. Prokes tersebut mulai dari menjaga jarak, memakai masker serta mencuci tangan. Yang pada intinya saling menjaga, walaupun biasanya ditahun-tahun yang kemarin sebelum ada pandemi selalu membuka rumah, mengundang para tetangga, keluarga, sahabat atau teman untuk melepas rindu dan saling memaafkan.

"Tapi ditahun kedua ini kita sama ditahun yang lalu mungkin kita bisa memaksimalkan dalam virtual saja, seperti video call dan sosial media. Mungkin kita harus menjaga keluarga kita jangan sampai kita lalai dalam masa pandemi seperti ini prokes tidak diterapkan,"pungkasnya.

Terpisah, Wakil Bupati Penajam Paser Utara, H Hamdam menambahkan Ramadan dan Idulfitri tahun ini menjadi berbeda karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Berbagai aktivitas yang biasa dilakukan umat Islam di Indonesia pun tidak sepenuhnya dapat dilakukan.

Hal ini disampaikan sesaat sebelum pelaksanaan Solat Idulfitri 1442 Hijriyah, di Masjid Al Ibroh Penajam, Kamis (13/5/2021).

“Salat tarawih dan Ied di masjid, takbiran keliling dan segala hal yang berpotensi menimbulkan keramaian pun dianjurkan untuk dihindari. Perubahan yang terjadi ini menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan di benak umat Islam, apakah esensi ibadah puasa dan lebaran akan luntur?,”ungkapnya.

Menanggapi kondisi saat ini, H.Hamdam melihat ketakutan umat Islam ada pada terjadinya pergeseran budaya. “Ketakutannya ini justru karena terjadi pergeseran budaya. Ritual ibadah saat ini harus dilakukan semuanya di dalam rumah, tidak bisa di luar rumah atau di masjid,” ucapnya.(diskominfoppu/humasppu/pt)