Pendidikan

Bebaskan Generasi Muda Dari Stunting Menuju Indonesia Emas 2045

  •   Rizky Yusuf
  •   4 November 2022
  •   11:54am
  •   Pendidikan
  •   958 kali dilihat

Balikpapan - Pemerintah menargetkan Prevalensi Stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen. Untuk mencapai target tersebut, Presiden menargetkan Penurunan Stunting pada tanggal 11 Januari 2022 bahwa Prevelensi Stunting harus diturunkan sedikitnya 3% tahun 2022.

Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kaltim pun juga ikut turut ambil bagian dalam mensukseskan program dari kebijakan Presiden RI, Ir. H Joko Widodo tersebut.

Hal itu ditandai dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sekaligus melaunching program Pelajar Penting (Peduli Stunting) bertempat di Hotel Grand Senyiur Jalan ARS Moh. No.7, Klandasan Ulu, Jum'at (4/11/2022).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kaltim, Muhammad Kurniawan menuturkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan suatu program yang sangat penting untuk para pelajar agar bisa menjaga kesehatan secara lahir dan batin terutama dalam membebaskan Kalimantan Timur dari Stunting.

"Memang Usaha Kesehatan Sekolah menjadi topik kita bersama. Menjadi hal yang terpenting dan rangka meningkatkan kesehatan dan kesadaran anak-anak siswa kita terkait dengan kesehatan, "ujarnya

Kurniawan menjelaskan bahwa saat ini hampir di setiap sekolah sarana dan prasarana UKS sudah dilengkapi terutama fasilitas kesehatannya.

"Alhamdulillah ada kita sudah bangun unit-unit UKS yang ada di sekolah-sekolah dan semua telah lengkap. Tentunya juga kita akan lengkapi bekal pengetahuan bagi anak-anak sekolah apa itu pentingnya kesehatan, dengan harapan sumberdaya Kalimantan Timur semakin berkualitas kedepannya,"ucap Kurniawan sapaan akrabnya.

Berkaitan dengan prevelensi penurunan angka Stunting di Indonesia khususnya Kaltim, Kurniawan juga mengatakan bahwa Bangsa akan mengalami usia emas pada tahun 2045.

Momentum tersebut memang masih sekitar saperempat abad lagi. Namun, untuk mewujudkannya butuh persiapan yang matang sejak jauh-jauh hari. Sumber daya manusia Indonesia harus unggul, berkualitas, dan memiliki karakter terutama generasi muda.

"Indonesia kedepannya tahun 2045 itu di mana anak-anak kita akan menjadi anak-anak emas. Oleh karena itu kita bekali baik itu dengan sumber daya manusia dan ilmu-ilmu pengetahuan,"tambahnya.

Selain itu ada hal yang cukup membanggakan terkait peluncuran pelajar penting (Peduli Stunting), bahwa ada seorang siswi yang berasal dari SMAN 10 Samarinda bernama Andi Naulia Calya Maharani yang telah membuat logo terkait dengan pelajar peduli stunting. Informasi yang diterimanya bahwa logo tersebut akan digunakan sebagai logo Nasional.

"Terima kasih atas hasil karya anak-anak kebanggan kami bisa dipakai secara Nasional,"tambahnya.

 Sementara Sub. Koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter, Dr Siti Aminah melaporkan bahwa, kegiatan ini merupakan suatu program inisiasi dari Dinas Pendidikan dan kebudayaan Prov. Kaltim untuk bisa menggerakkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) secara keseluruhan di Provinsi Kaltim.

Pihaknya juga melibatkan beberapa Perangkat Daerah dalam TP UKS Provinsi diantaranya dari Dinas Kesehatan Kaltim, Kementerian Agama Prov Kaltim, Bappeda Kaltim juga dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) serta BKKBN Kaltim.

"Kami menjalin rencana hubungan dengan Dinas Pendidikan Kota yang dalam hal ini menjadi leading sektor UKS yang ada di tingkat Kabupaten," ucapnya.

Kemudian, dirinya juga melaporkan bahwa acara kegiatan pada hari ini telah mengundang peserta sebanyak 100 orang diantaranya dari setiap perangkat daerah terkait serta Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA/SMK se Kaltim.

Untuk itu pihaknya berharap dari kegiatan ini akan lahir sebuah kesepakatan sekaligus kerjasama yang akan mendasari gerakan ini, sehingga Kaltim mampu membebaskan generasi muda kedepan dari pengaruh Stunting.

"Tentu kita ingin bahwa seluruh siswa - siswi kita sehat jasmani dan rohani untuk Kalimantan Timur yang berkemajuan," tutupnya. (rey/pt)