Pemerintahan

Bahas Lebaran Ditengah Pandemi, Kadis Kominfo Dialog Di RRI

  •   prabawati
  •   10 Mei 2021
  •   11:03am
  •   Pemerintahan
  •   430 kali dilihat

Samarinda-- Larangan atau peniadaan mudik Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah membuat banyak keluhan dari masyarakat, karena biasanya mudik dijadikan ajang silaturahmi dan berkumpul keluarga saat lebaran.

Menangggapi hal tersebut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Kaltim Muhammad Faisal menegaskan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah itu diambil dengan mempertimbangakan pengalaman-pengalaman yang sebelumnya dimana setiap libur panjang kasus Covid-19 setelahnya naik.

"Kita harus memahami dulu kenapa Pemerintah membuat aturan seperti itu,"tegasnya saat menjadi narasumber pada Dialog Interaktif RRI Samarinda. Senin (10/5)

Faisal menjelaskan berdasarkan evaluasi dari kegiatan libur bersama empat kali sebelumnya di tahun 2020. Dimana libur pertama Idul Fitri di tahun 2020 ada kenaikan 68 persen sampai 93 persen bahkan kematian sampai 66 persen.

Kemudian libur bersama pada kemerdekaan RI 2020 naiknya sampai 119 persen dengan tingkat kematian mingguan itu 57 persen.

Berikutnya libur bersama maulid nabi 2020 itu kenaikan sampai 95 persen dengan tingkat kematian 78% dan terakhir libur Natal dan tahun baru 2020 itu kenaikan sampai 78%. Dari pengalaman empat ini sehingga Pemerintah berhati-hati di libur panjang Idul Fitri 2021.

Disini Pemerintah tidak mau kecolongan jangan sampai gelombang ke 2 naik lagi di libur Idul Fitri 2021, jadi ini yang mendasari Pemerintah Pusat melakukan larangan-larangan.

Pemerintah Provinsi sebagai kepanjangan tangan dari Pemerintah Pusat harus melakukan hal tersebut. Hal ini dilakukan tidak ada maksud untuk mempersulit situasi di lebaran Idul Fitri 2021.

Lanjutnya, bahkan Pemerintah membuat ketat bagi ASN dan non ASN tidak boleh cuti, apabila ada yang ketahuan mudik pun dapat hukuman dari atasan masing-masing.

Sebenarnya tujuannya adalah untuk mengurangi mobilisasi dan kerumunan yang akan terjadi ketika mudik di kampung halaman.

"Oke kita kebal dan kuat, tetapi apakah saudara-saudara kita di kampung kuat juga, jangan malah kita jadi penyebar di kampung halaman,"katanya

Pandemi Covid-19 belum berakhir, untuk itu Faisal meminta masyarakat waspada dan hati-hati jangan sampai gelombang 2 naik. Sudah banyak kerugian materil dan immateril yang sudah diderita selama ini.

"Mari patuhi aturan Pemerintah dan khusus teman-teman ASN dan Non ASN mari patuhi dan berikan contoh teladan bagi masyarakat, sehingga Covid-19 berakhir dan kita semua bisa kembali dikehidupan yang normal" tutupnya (Prb/ty)