Pembangunan

Bersama-Sama Bertransformasi Menuju Indonesia yang Terkoneksi Semakin Digital, Semakin Maju

  •   resa septy
  •   8 Februari 2021
  •   7:31pm
  •   Pembangunan
  •   564 kali dilihat

SAMARINDA – Konvensi Nasional Media Massa dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) dibuka secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pagi ini, Senin (08/02/2021).

Bertempat di Candi Bentar Hall Jakarta, Peringatan HPN tahun ini mengangkat tema “Pers Nasional Bangkit dari Krisis Akibat Pandemi Covid-19 dan Tekanan Disrupsi Digital” yang terbagi dalam dua sesi.

Hadir secara langsung narasumber pada sesi pertama dengan tema Membangun Ekosistem Pers yang Berkelanjutan yakni Agus Sudibyo selaku Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga & Luar Negeri, Dewan Pers dan narasumber lainnya secara virtual diantaranya, Hary Tanoesoedibjo selaku Executive Chairman MNC GROUP, Anthoni Wongsono selaku Pengurus Pusat Asosiasi Media Siber Indonesia, Merrin Hambley selaku Wakil Direktur Australian Competition & Consumer Commission dan Johny G Plate Menteri Komunikasi dan Informatika RI.

Johny G Plate menyampaikan topik mengenai Persiapan Pemerintah Dalam Menyiapkan Regulasi Tentang Publication Right. Dengan diadakannya Konvensi Nasional Media Massa ini, seluruh rekan-rekan pers maupun media yang terkait dapat semakin memperkuat komitmen serta memperluas peran media dalam membangun media massa yang aktual, faktual dan akuntabel.

“Ini penting untuk dilakukan mengingat media adalah akselerator perubahan sekaligus pilar utama demokrasi,” ucap Johny.

Saat ini pers didorong untuk turut bertransformasi dan terus beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi. Kebutuhan serta permintaan masyarakat terhadap akses informasi yang cepat dan gratis turut meningkat dengan adanya digitalisasi.

Sesuai data tahun 2020 dari Nielsen, Johny memaparkan jumlah pembaca media online yakni sebanyak 6 juta yang mana jumlah ini diketahui lebih tinggi daripada pembaca media cetak yaitu sebanyak 4,5 juta. Selain itu turut dipaparkan pula hasil survei oleh Katadata dan Kementerian Kominfo 2020 lalu menunjukkan bahwa sebanyak 20,30% masyarakat mempercayai media sosial sebagai kanal informasi yang paling terpercaya.

“Melihat fenomena tersebut pers dan media umumnya dituntut untuk merubah proses pemberitaan menjadi semakin ringkas dan efisien. Kebangkitan media sosial sebagai media yang dipercaya oleh masyarakat dapat memantik isu-isu yang lain di masa depan seperti permasalahan hak cipta dan hak reproduksi konten. Hal ini tentu disikapi dengan bijak meski digitalisasi membuat pers dan media melakukan perubahan dalam proses yang ada jangan sampai semangat untuk terus memberitakan informasi yang aktual, faktual dan akuntabel itu berubah,” tegas Menteri Kominfo RI.

Peran Kementerian Kominfo RI dalam menjaga ruang digital agar tetap aman dan produktif terus diupayakan dimulai dari level HULU dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkrasi, lalu di level TENGAH  yaitu melakukan take down dalam penanganan konten internet yang menyalahi aturan perundangan termasuk hoaks dan pelanggaran hak cipta. Serta di level HILIR dengan turut mendukung kinerja Bareskrim POLRI untuk melakukan penindakan terhadap pelanggaran konten, jelas Johny.

Dalam menghadapi era disrupsi informasi saat ini sangat dibutuhkan kerjasama dan peran aktif semua pihak. Seperti halnya, Kemenkominfo yang senantiasa mendukung kolaborasi positif antar rekan media maupun insan pers dalam mendorong serta mengedepankan pemberitaan yang mencerdaskan dan menjaga kesatuan keutuhan bangsa.

“Bersama-sama kita sukseskan agenda percepatan digitalisasi informasi Indonesia, bersama-sama kita bertransformasi menuju Indonesia yang terkoneksi, semakin digital, semakin maju. Selain itu, selalu bergandengan tangan saling mendukung upaya bangsa dalam memutus rantai Covid-19 hingga bergabung dalam usaha melakukan pemulihan ekonomi nasional,” tutup Johny. (resa/pt)