Pelatihan

Ilmu Jurnalistik TV untuk Konten Media Komunikasi Publik Pemerintah

  •   Khajjar Rohmah
  •   27 Juli 2022
  •   12:06pm
  •   Pelatihan
  •   2137 kali dilihat

Samarinda - Ilmu Jurnalistik Televisi (TV) sangat diperlukan dalam pembuatan konten media komunikasi Publik Pemerintah. Terutama, konten media dalam bentuk Audio Visual atau Videografi. Tak dapat dipungkiri, dalam era digitalisasi seperti sekarang, penyampaian informasi harus lebih kreatif dan menarik agar dapat menjangkau seluruh kalangan masyarakat.

Meski demikian, unsur-unsur jurnalistik tak boleh terabaikan dalam produksi konten videografi. Dalam Ilmu Jurnalistik TV terdapat standar produksi yang harus ditaati untuk menghasilkan konten berita audio visual yang berkualitas. Serta sesuai dengan kaidah jurnalistik.

Hal itu disampaikan oleh Sammy Laurens selaku narasumber yang merupakan Jurnalis Media Disway Kaltim saat mengisi Pelatihan Inhouse Training Pembuatan Video bersama peserta dari Intansi Pemerintah.  Pelatihan ini, dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dalam rangka penguatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga peliputan di kantor-kantor pemerintahan.

Sammy menjelaskan ada perbedaan mendasar tentang berita TV dan berita di media cetak. Berita TV adalah laporan tentang fakta dan peristiwa yang disertai dengan gambar visual secara aktual, menarik, berguna dan disiarkan melalui media massa televisi secara periodik.

Sementara berita media cetak disajikan dalam bentuk tulisan dan gambar diam seperti foto, grafis dan peta, sesuai topik dari berita.

“Dari segi bahasa juga berbeda. Kalau dalam berita TV bahasa yang digunakan lebih kepada bahasa tutur yang sederhana dan mudah dimengerti. Sebagian besar konten peristiwa diwakilkan oleh gambar/visual. Sementara kalau bahasa di media cetak, itu biasanya menggunakan bahasa baku dan tulisan yang lebih mendetail,” jelas Sammy dihadapan peserta pelatihan yang digelar di Ruang Kenohan Hotel Selyca Mulia Samarinda, Selasa (26/7).   

Dalam membuat berita tv, ada dua unsur yang terlibat aktif dilapangan, yakni reporter dan kameraman. Masing-masing memiliki tugas yang saling berkaitan. Sehingga, memerlukan kerjasama dan koordinasi yang baik. Setelah melakukan peliputan di lapangan, hasil liputan diolah menjadi naskah berita dilengkapi dengan gambar video yang menarik.

Gambar dan narasi harus saling melengkapi untuk membantu pemirsa memahami informasi yang disampaikan. Dalam penulisan naskah berita tv, Sammy menekankan untuk menggunakan bahasa sederhana dan menghindari kalimat rumit yang bisa membingungkan pemirsa.

“Misalnya kata ‘kontroversial’ bisa diganti dengan ‘pro dan kontra’ yang lebih mudah diucapkan,” imbuh Sammy.



Tambahan materi juga disampaikan oleh Iqbal Azhari yang juga Narsumber dari Jurnalis Media Disway Kaltim, yang menjelaskan tentang produksi videografi.

Ia menerangkan, videografi adalah proses mengambil gambar bergerak untuk kemudian ditonton ulang.

Lebih teknis, videografi mengacu pada metode pengambilan gambar bergerak menggunakan media elektronik. Fungsi videografi  sebagai dokumentasi suatu peristiwa, pengganti objek faktual, alat bantu keselamatan, dan sebagai bukti atas suatu pelanggaran hukum

“Misalnya dalam sebuah kasus kriminal, video cctv itu juga diterima sebagai alat bukti,” ujarnya.

Iqbal juga menjelaskan satu per satu perangkat yang digunakan untuk mendukung proses pembuatan videografi. Mulai dari jenis-jenis kamera, tripod, monopod,stabilizer, dan microphone.

Setelah itu, proses pelatihan dilanjutkan dengan praktik langsung oleh peserta. Dengan membuat produksi videografi singkat dengan materi video di sekitar tempat pelatihan. (KRV/pt)