Kembali Hadir! Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) Ajang Pelestarian Budaya Lokal di Tengah Arus Global
Tenggarong – Agenda tahunan Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) akan kembali digelar tahun 2024 ini. Gelaran garapan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) yang dulu bertajuk Tenggarong International Folk Arts Festival (TIFAF) ini akan dilaksanakan tanggal 8 hingga 13 Juli mendatang.
Event ini akan digelar di berbagai lokasi seperti Taman Kota Raja, Amphitheater Tenggarong dan Halaman Parkir Stadion Rondong Demang. KFBN akan menampilkan seni dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia sebagai upaya melestarikan budaya lokal. Kepala Bidang Pembinaan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Antoni Kusbiantoro, menjelaskan bahwa acara ini akan melibatkan 23 kelompok paguyuban, 53 sanggar seni dari 20 kecamatan di Kukar, serta perwakilan dari 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur dan 20 provinsi di Indonesia.
“Kami berharap melalui kegiatan ini dapat mempertahankan dan melestarikan budaya lokal di tengah maraknya budaya global saat ini," kata Antoni.
Antoni pun menyebutkan, Dispar Kukar mulai menginventaris peserta kegiatan KFBN hingga tanggal 10 Juni. Beberapa sanggar seni pun telah dihubungi sebagai pelaksana kegiatan KFBN dan diundang secara khusus. Ia mengungkap seluruh kecamatan, kabupaten dan kota di Kalimantan Timur, serta beberapa provinsi di Indonesia turut diundang untuk meramaikan.
"Kami berharap KFBN tahun ini tidak hanya melestarikan kebudayaan yang ada di Kukar dan Indonesia, tetapi juga dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat," imbuhnya.
Lebih lanjut, Antoni menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan pelaku seni dalam menyukseskan acara ini. Kerja sama yang baik antara semua pihak sangat diperlukan untuk menjadikan KFBN sebagai ajang budaya yang membanggakan serta berdampak positif bagi ekonomi dan pariwisata daerah.
Dengan berbagai persiapan yang matang, KFBN 2024 diharapkan dapat menjadi salah satu event budaya terbesar di Kalimantan Timur, yang tidak hanya merayakan keragaman budaya Indonesia, tetapi juga memperkuat identitas dan kebanggaan lokal di tengah arus modernisasi. (cpy/pt)