Pangan

Kenalkan Makanan B2SA, Milenial Harus Tahu Panganan Lokal Bisa Jadi Makanan Kekinian

  •   Nichita Heryananda Putri
  •   11 Januari 2023
  •   7:29pm
  •   Pangan
  •   1770 kali dilihat

 

Samarinda – Memeriahkan Pesta Rakyat Kaltim (PRK) 2023 Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim bekerja sama TP PKK dan Dharma Wanita DPTPH melaksanakan sosialisasi makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA). Dihadiri perwakilan dari SMK dan Perguruan Tinggi, peserta Nampak antusias memperhatikan demo olahan pangan lokal di Halaman Parkir Stadion Gelora Kadrie Oening Sempaja Samarinda, Rabu (11/1/2023).

Sub Koordinator Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan DPTPH Siti Mayasari menjelaskan demo olahan pangan lokal ini dalam rangka penganekarangaman konsumsi pangan yang berbasis non beras dan non terigu, yaitu berupa demontrasi membuat kudapan dari singkong yakni Getuk Goreng dan ubi.

“Dengan demo olahan pangan lokal, kita harapkan para anak muda atau golongan milenial mengetahui selain beras, masih banyak sumber-sumber karbohidrat lainnya, seperti singkong, jagung, ubi, sagu dan sebagainya. Kalau diolah sedemikian rupa bisa menjadi kudapan milenial juga, termasuk menyajikan susi ubi. Kalau sekarang belum terbiasa lidahnya, setidaknya mereka kenal bahwa ada loh makanan  yang katanya jadul bisa menjadi makanan kekinian. Yang harus diingat, pangan lokal bukan makanan jadul,” jelasnya saat ditemui usai sosialisasi.

Menurut Maya (sapaan akrab), banyak yang tidak tahu apa itu B2SA, padahal B2SA adalah istilah yang dikenal dengan sebutan empat sehat lima sempurna, yaitu nasi, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buhan dan susu, tapi tidak ada porsi keseimbangan.

"Jadi sekarang kita kenal dengan B2SA di dalam isi piring harus ada komposisi seimbang antara makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan dan sayur-sayuran. Tadi ada sup jagung yang didalamnya sudah mengandung banyak sekali nutrisi. Selain nasi, kita bisa kenyang karena ada karbo dari sumber lain. Kenyang gak harus nasi,” ucapnya.

Adanya sosialisasi ini, lanjut Maya, selain menargetkan kepada para Milenial untuk lebih paham dengan olahan pangan lokal, dirinya berharap untuk masyarakat utamanya para Ibu yang menyusun menu makanan di dalam keluarga tau apa yang terbaik untuk keluarganya. Yakni menerapkan makanan B2SA.

“Kita panggil anak-anak sekolah, karena kalau anak sekolah sudah terbiasa lidahnya dengan makanan fast food, Korean food. Sedangkan Korean food itu banyak olahannya dari ubi tapi yang memviralkan orang Korea. Jadi saya ingin anak-anak muda kita yang memviralkan olahan ubi ini. Ibu juga di rumah kita harapkan paham akan B2SA. Kita sinergi bersama,” imbuh wanita cantik berjilbab ini. (cht/pt)