Layanan

Masuk 3.435 Daerah Target Bebas Blank Spot, Kaltim Segera Sinkronkan Data

  •   Nichita Heryananda Putri
  •   8 Juli 2021
  •   10:17am
  •   Layanan
  •   651 kali dilihat

SAMARINDA— Dari target 3.435 desa wilayah non 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) di seluruh Indonesia yang ditetapkan untuk bebas blank spot tahun 2022, desa-desa di 6 (enam) Kabupaten di Kaltim juga masuk dalam hitungan tersebut. Ini tentu saja merupakan angin segar untuk wilayah di Benua Etam yang selama ini sangat merindukan adanya fasilitas telekomunikasi 4G.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal menjelaskan Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota di Kaltim saat ini tengah berupaya menyinkronkan data desa blank spot yang dimiliki pusat dan daerah. Hal ini guna memperjelas dan membantu realisasi wilayah yang akan dijangkau jaringan seluler 4G.

“Kita sinkronkan data daerah dan pusat. Data yang mereka punya tahun sebelumnya, ternyata ada perbedaan dari data daerah. Kita revisi secepatnya karena Pemerintah Pusat sudah mau bergerak. Jangan sampai terjadi tumpang tindih data yang ada. Kalau bisa ikut dimasukkan data dari wilayah Kabupaten Mahulu,” jelasnya saat ditemui usai zoom meeting bersama Ditjen Penyelenggara Pos dan Informatika Direktorat Telekomunikasi dan Diskominfo Kab/Kota se-Kaltim, baru-baru ini.

Lebih jauh Faisal berharap data yang ada segera diperbaharui dan disamakan persepsi sehingga program Pemerintah Pusat cepat terealisasi.

“Cepat sinkron data, cepat turun ke daerah, kita ingin tau juga prioritas tahun ini dan tahun depan di daerah mana. Nanti baru kita masuk yang belum tersentuh, kita berjuang lagi sehingga dengan adanya sinkronisasi data tidak ada duplikasi,” imbuhnya.

Mantan Kepala Dinas Perindustrian Kota Samarinda ini menuturkan, Pusat ingin meminta partisipasi dan keseriusan Kabupaten/Kota dalam menyukseskan bebas blankspot 2022. Keseriusan itu salah satunya bisa dilakukan dengan menyediakan lahan bahkan membangun tower untuk menarik provider agar mau berinvestasi ke daerah tersebut.

“Kita bantu kurangi investasi mereka supaya bisa masuk. Misalnya kita bantu lahan, ataupun kita bangun menara, mereka yang bangun BTS (Base Transceiver Station) itu kan bisa menarik mereka,” tuturnya.

Sejauh ini, lanjut Faisal, provider-provider antusias dengan prospek Kaltim yang menjadi Ibu Kota Negara. Namun, mereka akan lebih tertarik jika Pemda membantu memfasilitasi. Tantangan terbesar adalah topografi dan demografi. Karena jaringan seluler harus sambung menyambung untuk menjangkau wilayah yang luas.

“Kalau luas wilayahnya jauh akan banyak menara dibangun. Investasi banyak, penduduknya sedikit akan menjadi persoalan lagi. Wilayah kita besar, desa kita tersebar jauh dan penduduknya sedikit. Kita harus bisa membuat provider tertarik investasi di daerah itu,” ucapnya.

Untuk diketahui, percepatan Transformasi Digital menjadi salah satu upaya Pemerintah untuk menyeimbangkan kemajuan teknologi yang berjalan beriringan dengan kehidupan masyarakat. Ditargetkan seluruh wilayah Indonesia bisa terjangkau oleh jaringan seluler 4G pada akhir tahun 2022. (cht/pt)