Kesehatan

Faisal: Masyarakat Diharap Jangan Panik

  •   ade putri
  •   6 Juli 2021
  •   1:53pm
  •   Kesehatan
  •   579 kali dilihat

SAMARINDA- Ditengah wabah pandemi Covid-19 yang tak kunjung membaik, belakangan ini masyarakat diresahkan dengan terjadi kelangkaan untuk beberapa jenis obat-obatan yang kerap dipakai selama Pandemi virus corona.

Menanggapi hal tersebut Kepala Diskominfo Provinsi Kaltim, Muhammad Faisal yang juga sebagai Kepala Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kaltim mengatakan sebenarnya memang sempat terjadi kelangkaan obat-obat bebas seperti paracetamol dan multivitamin di Kota Samarinda dan Prov Kaltim secara umum.

Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak panik dan sembarangan membeli obat-obatan yang lagi viral dengan resep yang di dapat secara online.

Hal tersebut disampaikannya saat menjadi Narasumber pada acara Halo Kaltim di RRI Pro 1 Samarinda bersama Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kaltim, M. Nasruddin membahas tentang “Obat Covid-19 Mulai Lenyap”, Selasa (6/7).

 

“Pada awal-awal Covid-19 golongan Paracetamol dan multivitamin kebanyakan kosong, bahkan sampai sekarang untuk multivitamin masih banyak dicari dan rutin di konsumsi masyarakat yang akhirnya membuat  persediaan sempat terjadi kekosongan utama untuk vitamin C, D dan vitamin zink,” ujarnya.

Bahkan ia menyebutkan obat-obatan anti virus juga banyak dicari walaupun bukan merupakan obat bebas yang tidak bisa dibeli tanpa resep dokter.

Faisal juga mengatakan sekarang masyarakat lagi rame dengan obat Ivermectim yang lagi viral dapat menyembuhkan Covid-19, padahal itu bukan merupakan obat virus melainkan obat cacing.

 “Jangan sembarangan ikut-ikut dengan berita obat apa langsung di beli, ikuti saja anjuran dokter jangan terlalu panik karna obat penyembuhan ini berproses gak ada obat dewa yang bisa di minum satu kali langsung sembuh,”sebutnya.

Kemudian Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kaltim, M. Nasruddin menjelaskan kebutuhan obat anti virus ini sangat masif sehingga posisinya diseluruh dunia ini menjadi rebutan.

Tetapi terkait stok obat-obatan itu sebenarnya Kementerian Kesehatan sudah mengatisipasi itu dengan melaksanakan pengadaan pembelian pada sumbernya dari India, China dan sebagainya. (ade/pt)