Keluarga

BKKBN Berikan Solusi Hadapi Angka Kelahiran Yang Melonjak

  •   Ade Putri
  •   23 Agustus 2021
  •   10:14am
  •   Keluarga
  •   3671 kali dilihat

Samarinda - Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama setahun lebih dari Maret 2020, berdampak pada segi kehidupan, termasuk pada program Bangga Kencana dimana angka kelahiran melonjak.

Menanggapi hal tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Muhammad Edi Muin menuturkan aktivitas di rumah saja selama pandemi yang mengakibatkan terjadinya peningkatan angka kehamilan dan ibu melahirkan.

“Salah satu yang menjadi ke kekhawatiran kita sejak awal terjadinya Covid-19 adalah lonjakkan angka kehamilan itu sangat berhubungan signifikan dengan kondisi berdiam dirumah, dengan berdiam dirumah lebih lama tentu frekuensi keintiman juga bertambah lebih dari biasanya,” tuturnya saat di hubungi beberapa waktu lalu melalui sambungan telepon Whatsapp.

Edi mengatakan terbukti dari angka peningkatan ibu hamil di Kaltim pada tahun pertama kemaren memang tinggi dari rilis Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kaltim dan peningkatan itu juga masih berlangsung di tahun ke dua ini.

Dia juga menyebutkan salah satu sebab meningkatnya angka kelahiran yang tinggi karena penurunan jumlah akseptor serta tidak berjalannya sejumlah program pelayanan Kb yang tidak senormal dulu.

“Terlebih saat ini kita dihadapkan dengan PPKM, yang menyulitkan para ibu pergi keluar untuk melakukan pelayanan KB,”sebutnya.

Edi menyampaikan untuk mengantisipasi terus melonjaknya angka kehamilan dan ibu melahirkan BKKBN kemudian melakukan beberapa solusi seperti meluncurkan pola baru yakni pelayanan yang terus diberikan melalui para Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dengan mendatangi para akseptor.

“Alur penyaluran kontrasepsi itu bisa dipercepat dilakukan oleh penyuluh KB yang dapat mengambilkan obatnya dipuskesmas dan memberikan pelayanan langsung kepada peserta KB yang ada dirumah, tetapi dengan catatan hanya untuk kontrasepsi tertentu seperti pil,”ucapnya.

Dia juga menghimbau untuk para suami menggunakan kondom, jika para ibu belum bisa normal bertemu bidan untuk melakukan pelayanan KB.(ade/pt)