BPBD Gelar Rakor Pusdalops se-Kaltim
Samarinda – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) se-Kalimantan Timur (Kaltim). Rakor tersebut dihadiri oleh setiap BPBD di 10 kabupaten/kota. Dengan mengangkat tema, Meningkatkan Sinergitas Pelaporan Kebencanaan yang Cepat, Tepat dan Akurat.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kaltim sekaligus Ketua Panitia Acara, Rudi Safriadi mengatakan Rakor Pusdalops ini bertujuan untuk menyamakan pandangan persepsi dalam menjalankan tugas BPBD. Dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) Pusdalops kabupaten/kota diharapkan dapat bersinergi meningkatkan komunikasi dan membangun sistem kebencanaan.
“Kita perlu membangun kesepakatan bersama di wilayah Kaltim dalam rangka meningkatkan kenerja di seluruh kabupaten/kota,” kata Rudi saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rakor Pusdalops di Aula Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (20/7).
Rudi juga menyampaikan, Pusdalops belum terbentuk disemua kabupaten/kota. Hal ini, menurutnya perlu perhatian bersama mengingat pentingnya peran Pusdalops sebagai alat komunikasi dalam rangka penanggulangan kebencanaan.
Mewakili Gubernur Kaltim, hadir Pelaksana Tugas (Plt) Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Deni Sutrisno. Ia menyebut, Pemerintah Provinsi menyambut baik diselenggarakannya Rakor tersebut. Diharapkan dapat menghasilkan rumusan terbaik dalam upaya antisipasi dan penanggulangan bencana di Kaltim.
“Bencana kapan saja bisa terjadi kepada siapa pun. Tak mengenal batas wilayah. Dampak dari bencana dapat menghilangkan harta, benda, nyawa dan psikologis berkepanjangan. BPBD punya tugas besar dalam mengantisipasi mau pun menanggulangi kebencanaan,” terang Deni.
Ia mengimbau kepada semua pihak, perlunya kewaspadaan dini. Mengingat intensitas bencana di Indonesia terus menigkat. Diperlukan koordinasi dan kolaborasi terpadu dengan semua pihak. Baik pra bencana, saat bencana dan pasca bencana.
“Bencana merupakan urusan bersama. Partisipasi secara Pentahelix dari pemerintah, swasta, masyarakat, media massa dan akademisi menjadi faktor kunci manajemen kebencanaan,” pungkasnya. (KRV/pt)