Investasi

Realisasi Investasi Kaltim Didominasi Subsektor Industri Kimia dan Pertambangan

  •   Khajjar Rohmah
  •   23 November 2022
  •   5:07pm
  •   Investasi
  •   740 kali dilihat
 

 

Samarinda – Realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Triwulan III tahun 2022 berdasarkan sektor usaha, didominasi oleh subsektor industri kimia dasar serta barang kimia dan farmasi. Dua subsektor usaha itu, mengalami penambahan investasi terbesar mencapai Rp 5 triliun dan memberikan kontribusi terhadap realisasi investasi seluruh sektor usaha sebesar 51,39 persen.

 

Selain itu, sektor usaha pertambangan juga masih menjadi primadona investasi di Benua Etam. Realisasi investasi dari sektor pertambangan berkontribusi sebesar Rp 3,07 triliun atau 31,52 persen. Sisanya, realisasi investasi diisi dengan sektor usaha lain seperti subsektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan yang  mencapai nilai investasi sebesar Rp 459,53 miliar atau 4,72 persen.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Puguh Harjanto menjelaskan, secara keseluruhan terdapat sekitar 21 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMDN pada Triwulan III tahun 2022.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, subsektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan mampu menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 3.817 orang atau 33,83 persen. Dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap melalui tambahan investasi PMDN.

“Selanjutnya subsektor pertambangan menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 2.931 orang atau 33,83 persen dari total seluruh tenaga kerja Indonesia yang terserap. Subsektor perdagangan dan reparasi menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 469 orang atau 5,41 persen,” terang Puguh, Selasa (22/11/2022).

Sedangkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) triwulan III Tahun 2022 sebesar Rp 4,48 triliun. Berdasarkan sektor usaha, subsektor pertambangan mendapatkan tambahan investasi terbesar yaitu USD 142,79 juta atau senilai Rp 2,08 triliun dengan persentase sebesar 46,46 persen dari keseluruhan realisasi PMA.

Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi di wilayah Kaltim adalah industri mineral non logam sebesar USD 42,55 juta atau senilai Rp 621,26 miliar dengan persentase 13,85 persen. Kemudian subsektor kehutanan sebesar USD 21,04 juta atau Rp 307,23 miliar dengan persentase 6,85 persen.

Secara keseluruhan, terdapat sekitar 18 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA pada Triwulan III tahun 2022.

Menurut Puguh, dari sisi penyerapan tenaga kerja, subsektor pertambangan menyerap tenaga kerja Indonesia paling banyak. Yakni sebanyak 1.179 orang atau 38,42 persen dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap melalui tambahan investasi PMA.

Sektor lain yang juga menyerap tenaga kerja indonesia adalah subsektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan dengan serapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 1.039 orang atau mencapai 33,85 persen dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap.

“Disusul subsektor industri mineral non logam menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 233 orang atau mencapai 7,59 persen dari total jumlah tenaga kerja indonesia yang terserap,” tutup Puguh. (KRV/pt)

Sumber: Niaga Asia