Hari Solidaritas Hijab Internasional Penghormatan Marwa El Sherbini
Samarinda - International Hijab Solidarity Day (IHSD) atau Hari Solidaritas Hijab Internasional diperingati setiap tanggal 4 September setiap tahunnya. Untuk tahun 2021 jatuh pada Hari Sabtu kemaren. Peringatan ini tercetus bukan tanpa alasan. Diperingati sebagai bentuk penghormatan terhadap seorang perempuan bernama Marwa El Sherbini.
Dikutip dari womanindonesia.co.id peristiwa ini menjadi sangat terkenal diseluruh dunia dan diabadikan dengan adanya Hari Solidaritas Hijab Internasional, yang digagas oleh banyak muslim yang akhirnya ikut mengkampanyekan tentang solidaritas.
Namun sayangnya kebebasan ini tidak bisa didapatkan oleh banyak muslimah di negara lain. Pasalnya, tidak sedikit pemerintah, khususnya di negara Barat, yang melarang warganya untuk memakai sesuatu yang berhubungan dengan simbol-simbol keagamaan, termasuk Hijab.
Hal ini akhirnya memicu banyak protes, hingga akhirnya tercetus Hari Solidaritas Hijab Internasional
Berawal dari larangan pemakaian hijab bagi muslimah di beberapa negara Eropa
Kala itu, pemerintah Inggris mengeluarkan sebuah larangan bagi mahasiswi di London mengenakan sesuatu yang berhubungan dengan simbol-simbol agama.
Hal yang sama juga terjadi di Prancis yang melarang anak perempuan menggunakan hijab di lingkungan sekolah maupun kampus. Bahkan di Turki, wanita yang mengenakan hijab tidak bisa mendapatkan perawatan medis. Dan wanita yang berhijab di Tunisia akan di penjara dan disiksa.
Larangan ini membuat masyarakat di berbagai negara tersebut marah dan melakukan aksi protes kepada pemerintah.
Terbentuknya Hari Solidaritas Hijab Internasional dilatarbelakangi oleh keputusan negara Prancis yang melarang penggunaan hijab di Eropa untuk pertama kalinya, yang diperkuat dengan kematian Marwa El-Sherbini seorang ibu rumah tangga yang dibunuh ketika akan memberikan kesaksian mengenai penghinaan yang diberikan kepadanya karena mengenakan hijab, pada Juni 2009.
Federasi Organisasi Islam Eropa memperingatinya pertama kali pada tahun 2009 untuk mengenang Marwa El Sharbini, sedangkan Lingkaran Islam Amerika Utara merayakannya pada tahun 2010.
Marwa El-Sherbini lahir 7 Oktober 1977 dan meninggal 1 Juli 2009, adalah seorang apoteker dan pemain handball keturunan Mesir yang tewas diruang pengadilan di Dresden, Jerman.
Ia ditikam hingga tewas oleh seorang keturunan Rusia yang dikenal sebagai Axel W, yang kini ditahan di Dresden, Jerman, sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan.
Sebelumnya, Marwa menggugat si pelaku setelah dia menyebutnya “teroris” karena mengenakan jilbab. Kasus ini menarik perhatian di Mesir dan warga dunia Muslim.
Jaksa penuntut menyatakan, penyerang berusia 28 tahun, yang diidentifikasi sebagai Axel W, terdorong oleh kebencian mendalam terhadap warga asing dan Muslim.
Orangtua Marwa El-Sherbini adalah seorang apoteker, Ali El-Sherbini dan Laila Shams berasal dari Alexandria. Pada 1995 Marwa menyelesaikan sekolahnya di English Girls’ College di Alexandria, Pada 2000 ia menerima gelar sarjananya di bidang farmasi. Pada 2005, bersama suaminya pindah ke Jerman. Mereka pertama kali tinggal di Bremen dan sejak tahun 2008 menetap di Dresden.
Suaminya adalah seorang pengajar di Universitas Minufiya, melakukan penelitian di bidang genetika dan merupakan kandidat doktor dari Max Planck Institute for Molecular Cell Biology and Genetics. Mereka memiliki seorang anak dan Marwa tengah hamil anak kedua.
Hari Solidaritas Hijab Internasional lahir di London, Inggris
Aksi protes yang dilakukan oleh masyarakat membuat pemerintah menyelenggarakan konferensi London pada tanggal 4 September 2004. Konferensi ini dihadiri oleh Syeikh Yusuf Al Qardawi, Prof Tariq R, serta 300 delegasi dari 102 organisasi Inggris International dan 35 negara lainnya.
Hasil pertemuan para petinggi ini pun menghasilkan dukungan kepada para muslimah untuk bisa bebas mengenakan hijab di tempat umum.
Penetapan tanggal 4 September sebagai Hari Solidaritas Hijab Internasional
Selain mengizinkan para muslimah untuk bisa bebas mengenakan hijab di tempat umum, Konferensi London juga menetapkan 4 September sebagai Hari Solidaritas Hijab Internasional atau IHSD.
Sejak saat itu, muslimah di beberapa negara Eropa seperti Inggris, Prancis, Turki dan lainnya mulai merayakan hak mereka untuk menggunakan hijab.
Tujuan lain Hari Solidaritas Hijab Internasional
Hari Solidaritas Hijab Internasional juga dicetuskan untuk mendukung muslimah di belahan dunia lain yang masih terintimidasi karena menggunakan hijab. Serta untuk menyemangati semua muslimah agar tidak takut lagi menggunakan hijab di tempat umum terutama di negara Barat.
Perayaan Hari Solidaritas Hijab Internasional di Indonesia
Muslimah di Indonesia biasa merayakan hari ini dengan melakukan aksi damai sebagai bentuk rasa solidaritas kepada muslimah lain yang tak seberuntung mereka. Karena nyatanya, masih banyak diskriminasi yang didapat oleh muslimah lain di luar sana ketika mengenakan hijab. Hari Solidaritas Hijab Internasional juga kerap dimanfaatkan sebagai bentuk syiar untuk mengajak lebih banyak lagi muslimah untuk berhijab. (pt)