Transformasi Ekonomi Jadi Strategi Kaltim untuk Kelola APBD 2024 Secara Efisien dan Berkelanjutan
Samarinda - Kalimantan Timur (Kaltim) menetapkan transformasi ekonomi sebagai strategi untuk mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 dengan lebih efisien dan berkelanjutan. Transformasi ini merupakan langkah untuk memastikan pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan, sejalan dengan tren global.
“Transformasi ekonomi jadi kunci kita dalam menghadapi tren transisi energi yang akan terjadi di masa depan. Kaltim memiliki 3 isu pembangunan yang menjadi perhatian yaitu SDM, Pertumbuhan Ekonomi, dan Infrastruktur. Pada tahun 2030 diprediksi terjadi transisi energi, Kaltim akan tak lagi bergantung pada penggalian dan pertambangan saja melainkan industri lain yang perlahan namun pasti kita realisasikan” jelas Yusliando selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan Timur saat menjadi narasumber Dialog Publika TVRI Kaltim, Senin (02/10/2023).
Peningkatan APBD tahun 2024 telah disetujui dan ditetapkan sebesar Rp. 20.67 Triliun. Jumlah ini lebih besar Rp. 3.4 Triliun daripada tahun 2023. Pemerintah Kaltim mengenali pentingnya diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan. Oleh karena itu, pada isu pertumbuhan ekonomi, transformasi ekonomi Kaltim ke depan akan diimplementasikan melalui strategi pengembangan kawasan-kawasan industri. Diantaranya adalah Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK), Kawasan Industri Kariangau (KIK) dan Buluminung.
Lebih lanjut, dirinya turut menjelaskan terkait isu lainnya yakni Sumber Daya Manusia (SDM) dan pembangunan infrastruktur Pemprov Kaltim terus berkomitmen untuk fokus pada peningkatan kualitas SDM Kaltim lewat sektor pendidikan, kesehatan, keterampilan dan sektor terkait lainnya. Sedangkan, pembangunan infrastruktur diharapkan dapat dioptimalkan pada titik yang dapat mengakselerasi roda perekonomian.
“Kemudian untuk masalah infrastuktur kita harapkan anggaran yang ada kita investasikan ke infrastruktur yang bisa menggerakkan roda ekonomi. Misal membangun jalan ke pusat kawasan-kawasan industi. Agar segera terealisasi akselerasi pembangunan yang kita harapkan” terangnya.
Pengelolaan APBD yang berbasis transformasi ekonomi juga melibatkan investasi yang lebih cerdas. Pemerintah daerah cenderung lebih fokus pada pengembangan infrastruktur teknologi, energi terbarukan, dan sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ini termasuk investasi dalam pelatihan tenaga kerja untuk memastikan bahwa masyarakat lokal dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Transformasi ekonomi juga mempengaruhi kebijakan dan penerimaan APBD. Pemerintah terus berupaya untuk mengadaptasi kebijakan mereka agar sesuai dengan perubahan dalam struktur ekonomi. Pengelolaan APBD yang efisien dan berkelanjutan menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di era transformasi ekonomi. Selain Yusliando, hadir pula narasumber lainnya yaitu anggota Banggar DPRD Kaltim Nidya Listiono, dan Pengamat Ekonomi Hairul Anwar dalam Dialog bertemakan "Harapan dan Tantangan APBD Kaltim 2024" yang dipandu oleh Said Husein ini. (sef/pt)