Kisah Pengusaha Kue Kering Rumahan Mama Aira Banjir Orderan
Samarinda - Usaha kue kering menjadi salah satu yang eksis dan menjamur di setiap bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri. Geliat bisnis begitu santer terlihat dibanyak usaha rumahan atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di banyak wilayah, salah satunya di Kota Samarinda.
Ada banyak usaha kue kering di Kota Tepian ini dan semakin lama semakin berkembang. Salah satu diantaranya yang cukup eksis adalah usaha kue kering milik Lisa Listiani dengan merk Usaha Rumahan Mama Aira
Di kediamannya yang berlokasi di Jalan Cendana Gang 2 Samarinda, Lisa mengembangkan usaha kue kering yang telah dilakoninya sejak 9 tahun yang lalu. Diakuinya, usaha ini mampu bertahan dari awal berdiri hingga sekarang dengan sepak terjang yang bisa dikatakan tidak mudah.
“Alhamdulillah sekarang udah banyak yang kenal dibanding 9 tahun lalu. Dulu cuma beberapa toples saja, tapi sekarang sampai ribuan toples. Proses yang gak mudah tapi tetal dinikmati,” ucap Lisa saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (19/4/2023).
Lisa merasakan rezeki yang luar biasa saat mejelang lebaran. Identik dengan kue kering, Lisa membuka pemesanan bahkan sejak jauh hari sebelum Ramadan. Hal tersebut untuk melihat antusiasme pelanggan dan menyediakan bahan baku agar tetap aman tidak kehabisan.
Dirinya menyebut beberapa hari sebelum Lebaran, pekerjaan memproduksi kue kering itu memakan waktu yang cukup panjang dari subuh hingga tengah malam. Untuk menyelesaikan pesanan yang banyak, dia mempekerjakan beberapa asisten untuk membantunya. Karena pesanan kue kering hingga ribuan toples membutuhkan tenaga yang tidak sedikit.
“Antusiasme pelanggan untuk kue kering Alhamdulillah besar banget ya. Tahun ini juga harus mengerjakan 1400 toples. Diluar itu saya juga menjual makanan frozen yang bisa diolah kapan saja. Berkah luar biasa,” katanya dengan sumringah.
Menurut Lisa, lonjakan permintaan tersebut tidak terlepas dari mulai meningkatnya optimisme masyarakat tahun ini. Pasar sudah mulai semangat untuk menyongsong pemulihan ekonomi.
Adapun beberapa jenis kue kering yang diproduksi yakni nastar, kestengel, putri salju, lidah kucing, coklat mente, semprit, rambutan dan cokelat stik. Harga yang dibanderol pada produk kue kering tersebut yakni mulai dari Rp 85 ribu hingga Rp 150 ribu per toples dengan berat sekitar 600 gram.
Wanita berjilbab ini mengatakan meski persaingan bisnis kue kering cukup tinggi, pesanan tetap semakin mengalir. Kualitas yang terus dipertahankan dengan bahan baku premium namun dibandrol harga yang terjangkau, menjadikan pelanggan selalu puas dengan penawaran rasa dan harga.
Meski telah sukses dalam usaha, wanita cantik ini tidak lupa memberikan pesan kepada pengusaha lain agar selalu semangat dalam mengembangkan bisnis. Usaha yang dirintis tidak bisa langsung berharap omzet yang tinggi, tetap tekun dan menikmati jatuh bangun prosesnya dengan terus berinovasi dalam mengembangkan usahanya.
“Sukanya ya dengan hasil yang sekarang ini dikenal orang, pesanan banyak. Tapi ya dukanya harus pelan-pelan merintis jatuh bangun dari awal. Tetap semangat untuk yang baru mencoba usaha, jangan menyerah,” pesannya dengan semangat. (cht/pt)