Batik Kaltim Berpotensi Mendunia, Upaya BI dan Pemerintah Daerah Terus Kembangkan Wastra Batik Indonesia
Samarinda – Sebanyak 14 UMKM pelaku Batik mengikuti Coaching Program Pengembangan Batik Kaltim. Hal ini dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bertempat di Ruang Maratua, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Jalan Gajah Mada Kota Samarinda, Selasa (27/09)
Sepanjang tahun 2022 ini, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bekerjasama dengan pemerintah daerah melaksanakan pengembangan kapasitas bagi pelaku industri batik dari sisi hulu hingga hilir. Peningkatan kapasitas tersebut berupa pendampingan langsung dan pelatihan bertajuk Coaching Program Pengembangan Motif Batik Kaltim bagi para pengrajin di Bumi Etam.
“14 UMKM pelaku Batik yang telah mendapatkan Coaching ini nantinya diharapkan dapat menghasilkan motif Batik Kaltim yang bermutu dan dapat dipasarkan tak hanya lokal, namun nasional, bahkan Global. Kita terus berkomitmen untuk mendorong peningkatan perekonomian melalui ekonomi kreatif,” ungkap Hendik Sudaryanto selaku Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim.
Melalui Coaching Program Pengembangan Batik Kaltim ini pun diharapkan adanya sinergi antara seluruh pihak untuk bersama-sama mendorong pengembangan Batik dalam rangka Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan dapat memberikan dampak yang besar bagi Kaltim.
Ada banyak potensi kekayaan Kaltim yang dapat digali mulai dari sisi kebudayaan seperti kisah sejarah kerajaan dan peradaban, bahkan hingga flora dan fauna khas daerah. Keragaman tersebut bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku industri batik untuk dikembangkan menjadi suatu karya yang bernilai tinggi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kaltim Muhammad Faisal saat sesi dengar pendapat berlangsung.
“Kalau dikesempatan sebelumnya saya cerita tentang budaya, kita ada kekuatan pedalaman, kerajaan, di sisi lain ada juga flora dan fauna Kalimantan seperti Badak Kalimantan, Hiu Tutul, Beruang Madu, Ubur-Ubur, Pesut, Penyu, Anggrek Hitam, dan masih banyak lagi. Ini memiiki kekuatan untuk mendunia, harusnya kita bisa kembangkan agar bisa menambah pangsa pasar lebih luas lagi,” terangnya.
Faisal pun mengapresiasi pelaksanaan Coaching Program Pengembangan Batik Kaltim ini dan berharap upaya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengembangan Batik Kaltim ini tidak hanya berhenti disini saja, namun dapat diimpelementasikan lebih maksimal lagi.
Dirinya juga menambahkan meski ruang inovasi terbuka lebar untuk para pengrajin namun, diharapkan tidak keluar dari pakem kebudayaan yang sudah ada dari dulu.
Batik merupakan salah satu warisan budaya leluhur dan merupakan produk lokal unggulan yang memiliki daya saing. Pengembangan kapasitas UMKM khususnya terhadap pengrajin dan pengusaha Batik yang berbasis di Kaltim serta hasil dari Coaching Program yang telah dilaksanakan sebelumnya, jadi fokus pembahasan pada kegiatan Sharing Session Pengembangan Motif Batik Kaltim.
Tampak hadir secara langsung pada sesi dengar pendapat tersebut, Perwakilan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Haji Aji Pangeran Haryo Kusumo, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kaltim Muhammad Faisal, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Samarinda, Rinda Wahyuni Andi Harun, Wakil Ketua 1 Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) Rudyanto Sulisthio, Perwakilan Lembaga Adat, dan Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kaltim, Desainer Musa Widyatmojo beserta Tim The Next Step Fashion Consultant, Pendiri Fascreeya Indonesia Annas Maghfur dan tamu undangan lainnya. (sw/pt)