Budaya

Kerabat Kesultanan Gelar Ritual Menjamu Benua

  •   pipito
  •   23 September 2022
  •   10:24am
  •   Budaya
  •   638 kali dilihat

Tenggarong – Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura menggelar ritual Menjamu Benua, baru-baru ini.

Adapun ritual Menjamu Benua itu diselenggarakan oleh sebuah kelompok yang terdiri dari tujuh orang Dewa (ahli mantra wanita), tujuh orang Belian (ahli mantra pria), tujuh Pangkon bini dan tujuh Pangkon laki, serta para penabuh gendang dan gamelan yang mengiringi sepanjang prosesi ritual dilakukan.

Pada pelaksanaan ritual itu para rombongan membawa sesajian yang akan diletakkan ditiga titik di Tenggarong, yaitu Kepala Benua (Kelurahan Mangkurawang), Tengah Benua (depan Keraton/Museum), dan Buntut Benua (Kelurahan Timbau). Selain itu, para dewa dan belian juga membawa pakaian Sultan sebagai pengganti Sultan selama ritual diadakan.

Adapun, Sesajian yang dibawa oleh rombongan terdiri dari aneka macam jajak/jajanan pasar, nasi tambak, nasi ragi, ayam panggang, mandau, air minum dan peduduk yang terdiri dari 41 jenis kue basah.

Ketika sampai disetiap titik, sesajian tersebut akan diletakkan ditempat yang telah ditentukan. Jajak yang diletakkan ditembelong ditempatkan diatas juhan bersama nasi tambak, ayam panggang, mandau, air minum dan rokok. Sementara, peduduk dan ayam hitam diletakkan dibagian bawah dari juhan. Selain itu, diletakkan pula nasi tambak diatas telasak tunggal dan nasi ragi diatas telasak gantung.

Setelah semua sesajian siap, Dewa menghadap ke Sungai Mahakam untuk melakukan memang (pembacaan mantra) dan melakukan besawai (membaca doa sambil menebarkan beras, bunga, dan lainnya). Selanjutnya, rombongan menuju ke Tengah Benua dan terakhir di Buntut Benua untuk melakukan ritual yang serupa. Ritual di Buntut Benua disediakan dua buah telasak gantung yang dipasang berlawanan dengan arah dan hiasan janur yang menyimpulkan sebagai pertanda ritual Menjamu Benua telah selesai.

Setelah melakukan ritual di tiga titik tersebut, rombongan kembali ke kediaman Sultan untuk melaporkan bahwa ritual telah selesai dilaksanakan.

Untuk diketahui, Menjamu Benua sendiri merupakan sarana pemberitahuan kepada alam dan penghuninya bahwa Sultan Kutai telah memutuskan untuk menyelenggarakan Erau, dan menentukan waktu pelaksanaannya.

 

 

Foto;IST