Budaya

Jaga Kelestarian Sosial Budaya Lokal, Suku Paser Balik akan Dijadikan Living Museum di Wilayah IKN

  •   Khajjar Rohmah
  •   30 Juni 2024
  •   3:15pm
  •   Budaya
  •   898 kali dilihat

Sepaku - Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur tidak hanya membawa harapan akan pemerataan pembangunan, tetapi juga memastikan keberlanjutan kehidupan sosial dan budaya lokal. 

Hal itu ditegaskan oleh Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin. Pembangunan ibu kota baru bagi NKRI di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dipastikan akan seiring dan sejalan dengan kehidupan sosial warga lokal. 

Pemerintah pusat melalui Otorita IKN bahkan sudah memikirkan wacana pelestarian ruang hidup Suku Paser Balik, kelompok etnis yang telah mendiami wilayah Sepaku. Untuk dijadikan pusat budaya Paser atau kawasan living museum. 

"Wilayah Paser Balik akan kita jadikan living museum. Menjadi bagian ruh budaya di IKN untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal," kata Alimuddin dalam pertemuan dengan tokoh adat dan masyarakat Kelurahan Sepaku saat Sosialisasi Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan (PDSK) yang difasilitasi Pemprov Kaltim, belum lama ini. 

Rencana tersebut mendapat sambutan positif dari warga Paser Balik. Tokoh Adat Paser Balik, Sibukdin menyatakan dukungannya terhadap rencana pembangunan pusat budaya lokal di wilayah IKN.

"Kami gembira kalau ruang hidup kami tidak terganggu bahkan diperkuat. Misal dijadikan desa adat atau desa wisata. Atau kalau sesuai rencana, living museum katanya. Mudah-mudahan berjalan," ujar Sibukdin.

Suku Paser Balik merupakan kelompok masyarakat yang mendiami tiga kawasan di Kecamatan Sepaku. Yaitu Kelurahan Sepaku, Pemaluan, dan Desa Bumi Harapan. Ketiga lokasi tersebut merupakan wilayah administratif Kabupaten PPU yang menjadi kawasan inti Ibu Kota Nusantara. (KRV/pt)