Flora Fauna Khas Kaltim, Jadi Inspirasi Motif Wastra Batik Nusantara
Samarinda - Flora dan fauna asli yang tumbuh dan berkembang di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dapat menjadi salah satu inspirasi dalam pengembangan motif Wastra Batik Nusantara. Keragaman motif batik dengan memasukkan flora dan fauna khas Kalimantan, dapat memberikan sentuhan baru dalam pengembangan wastra batik sebagai warisan budaya bangsa.
Disamping itu, pemberian motif flora dan fauna daerah, dapat menjadi upaya pelestarian serta bentuk dukungan pada kearifan lokal.
Terlebih di Kaltim, ada banyak sekali jenis flora fauna yang belum banyak dikenal khalayak luas. Dengan memasukkan flora dan fauna khas benua etam ke dalam motif batik, dapat menjadi sarana edukasi pengenalan satwa dan tumbuhan lokal. Masyarakat nusantara bahkan dunia, juga diharapkan dapat semakin tertarik untuk memiliki Batik Kaltim dengan motif flora dan fauna unik nan eksotis.
"Kita punya kekhasan flora dan fauna yang sudah mendunia. Di antaranya hiu tutul, pesut mahakam, beruang madu yang ukurannya paling kecil dari semua jenis beruang di dunia, badak kalimantan, aggrek hitam, dan lain sebagainya," kata Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal kepada awak media. Usai menghadiri acara Membatik Terpanjang di SMA Islam, Samarinda dalam rangka Peringatan Hari Batik Nasional, Minggu (2/10/2022).
Karena menurutnya, hakikat dari batik adalah filosofi cerita di setiap corak dan motifnya. Semakin menarik motif yang dibuat, maka akan semakin kaya dan tinggi nilai wastra batik.
"Semua flora fauna itu kan sudah langka. Jadi kalau kita angkat ke dalam motif batik, bisa jadi cerita. Masyarakat dunia, pasti tertarik!" imbuhnya.
Sebagian pembatik lokal di Kaltim, sudah mulai mengangkat flora dan fauna daerah ke dalam karya produksi batik mereka. Misalnya, seperti Batik Kuntul Perak dari Bontang dan Batik Putri Maluang di Berau.
Dalam kesempatan tersebut, Faisal mengimbau kepada para pembatik lokal, untuk semakin menggalakkan motif-motif baru dalam wastra batik Kaltim. Termasuk motif flora fauna khas Kalimantan. Terlebih ia menilai, potensi pasar batik di Kaltim cukup menjanjikan. Meski pun secara wastra, Batik bukan berasal dari Kalimantan.
"Industri Batik mungkin baru tumbuh, 10 atau 20 tahun yang lalu. Tapi saya berani bilang, perkembangan dan potensi pasarnya bagus. Karena rata-rata orang akan pakai busana batik dengan corak dan motif khas daerah masing-masing," ujarnya penuh optimis.
Terbaru, ia menginformasikan bahwa Bank Indonesia Kaltim telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dan pelatihan kepada pembatik lokal. Dengan mendatangkan desainer dan pembatik profesional. Dari hasil FGD dan pelatihan itu, peserta terbaik akan menciptakan motif baru khas Kalimantan Timur yang akan dikembangkan secara nasional. Sebagai karya Batik Nusantara. (KRV/pt)