Budaya

Dipandang Sebelah Mata, Ternyata Produknya Sampai Eropa

  •   Nichita Heryananda Putri
  •   3 Oktober 2021
  •   7:05pm
  •   Budaya
  •   969 kali dilihat

Samarinda - Siapa sangka ikan yang sering dipandang sebelah mata dan kurang laku dipasaran tapi bisa sampai ke Benua Eropa? Sungguh, jika kreatifitas itu muncul maka akan membalikkan sesuatu yang bahkan bisa menjadi primadona baru.

Adalah Amiroh, seorang Ibu Rumah Tangga yang berasal dari Kota Beriman, Balikpapan berhasil membawa Ikan Asin Layur yang dijadikan olahan abon ke pangsa pasar lokal hingga internasional.

Berawal dari keprihatinan melihat ikan layur yang ada di pasaran kurang menarik pembeli meskipun jumlahnya sangat banyak. Lalu muncul sebuah ide dan keyakinan bahwa ikan layur harus bisa diberdayakan. Ditambah ide ini muncul ketika pandemi dan ingin mengangkat perekonomian masyarakat di sekitar tempat tinggal.

“Oh ikan ini mesti diberdayakan. Kasian nelayan sudah capek tangkap ikan layur tapi di pasar kurang ada peminat. Saat produk kami sudah dikenal, mulai banyak nelayan yang menghubungi untuk menawarkan pasokan ikan layur. Wah akhirnya ikan layur naik daun,” ungkap Amiroh sembari bercanda saat menjadi tamu dalam podcast Ngopi Sore Diskominfo Kaltim, membahas tema Road to Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2021.

Saat ditanya kenapa harus ikan layur? Tidak ikan tuna ataupun tongkol, bahkan kenapa tidak abon sapi saja. Jawaban dari Ibu Amiroh sungguh sederhana, karena abon ikan asin layur ini pengelolaannya mudah.

“Saya tidak membutuhkan banyak modal untuk membeli freezer atau sebagainya. Alasan lainnya, ikan layur ini banyak di pasar tapi tidak dilirik orang. Jadi saya harus bisa berdayakan. Tidak salah, ikan asin layur yang kami pakai ini rasanya mendekati daging. Bisa dibuktikan. Banyak yang gak percaya kalau ini ikan asin layur,” akunya.

Dengan ketekunan dan keyakinan, akhirnya Ibu Amiroh bekerja sama dengan Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Aisyiyah. Dengan begitu, abon ikan asin layur ini terus mengikuti berbagai pameran dan lomba-lomba bersaing dengan produk lokal lainnya. Hingga dikirim ke pusat untuk lomba ketahanan pangan dan mendapat juara untuk kategori oleh-oleh.

“Karena memang saya bermitra dengan Aisyiyah tujuannya untuk kemanusiaan. Sebanyak 35 kota sudah kami layani dari jejaring Aisyiyah ini. Sampai ke luar negeri juga. Baru-baru ini UMKM di Jakarta juga meminta kami untuk mengirim produk ke Eropa. Ini pencapaian yang luar biasa bagi saya. Meskipun sementara ini kami masih banyak titip produk,” serunya.

Selain Eropa, produk abon ikan asin layur ini juga laris manis di Timur Tengah. Karena banyak warga Indonesia yang bermukim disana maupun jamaah haji yang tetap ingin mengonsumsi ikan dalam perjalanannya selama di tanah suci. Hal lain yang membahagiakan, adanya pemantik yang agar mengusulkan produk ini ke Kementerian Agama untuk bisa dijadikan oleh-oleh jemaah haji, bebernya.

Gernas BBI Kaltim 2021 ini juga akan menjadi momentum pertumbuhan dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang mana sebanyak 150 UKM ikut serta ambil bagian di dalamnya. Momen besar ini tentu sekaligus mendorong motivasi baru bagi pelaku usaha di Kaltim untuk semakin maju dan kreatif. Terutama usaha yang telah dikelola oleh BUMDes di Benua Etam.

Untuk diketahui, peluncuran Gernas BBI Kaltim 2021 nantinya akan dilakukan oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan dengan Brand Ambassador Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar dan Gubernur Kaltim, Dr H Isran Noor. (cht/pt)