Wujudkan Tri-City yang Berkelanjutan, Kaltim Jalin Kerjasama Teknis “Project for Development Master Plan in East Kalimantan” dengan JICA
Samarinda - Bumi Etam tengah serius menggarap Project for Development Master Plan in East Kalimantan, sebuah proyek terkait pengembangan Tri-City atau tiga kawasan yaitu kota Samarinda, Balikpapan dan Nusantara yang akan diwujudkan sebagai kawasan dengan pembangunan yang mengusung Smart and Sustainable City (Kota Pintar dengan Pembangunan Berkelanjutan).
Sebagai upaya dalam mengkaji dan mengembangkan master plan tersebut, Kamis (01/02/2024) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalimantan Timur menerima audiensi dari mitra yaitu Japan International Coorperation Agency (JICA) didampingi pula oleh Bappenas RI di Ruang Rapat Propeda Bappeda Kaltim Jalan Kusuma Bangsa, Samarinda.
Pertemuan ini, bertujuan untuk membahas rencana pengembangan Tri-City (Samarinda, Balikpapan, Nusantara) Diskusi melibatkan aspek konektivitas, aksesbilitas, pengembangan dan pengelolaan Smart City, yang selaras dengan dokumen perencanaan Rancangan Awal (Ranwal) RPJPD, RPJMD dan RTRW. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Bappeda Kaltim Yusliando.
“(We are welcome with what JICA offers and we believe that JICA has accurate in term of analyze and can give us support for our Tri-City, Samarinda-Balikpapan-Nusantara) Kami menyambut baik apa yang ditawarkan JICA dan kami yakin JICA mempunyai analisa yang akurat dan dapat memberikan dukungan untuk Tri-City kami, Samarinda-Balikpapan-Nusantara, ” ungkap Yusliando
Yusliando pun menambahkan, dalam konteks pengembangan Tri-City yang berkelanjutan di Kalimantan Timur, penting untuk memahami keistimewaan masing-masing kota yang terlibat, yaitu Samarinda, Balikpapan dan Ibu Kota Nusantara.
Pertama, Samarinda, sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, memiliki potensi sebagai pusat pemerintahan dan pusat ekonomi regional.
Keistimewaan kota Samarinda ini terletak pada kekayaan sumber daya alamnya, terutama batu bara, yang telah menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah dampak lingkungan dari eksploitasi sumber daya alam ini, yang membuat pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas yang mendesak. Dengan langkah-langkah seperti pengembangan infrastruktur hijau dan promosi penggunaan energi terbarukan, Samarinda dapat mengubah dirinya menjadi pusat pertumbuhan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kedua, Balikpapan, dikenal sebagai kota minyak dan gas terbesar di Indonesia, memiliki keunggulan dalam sektor energi. Namun, seperti Samarinda, Balikpapan juga dihadapkan pada tantangan lingkungan yang serius akibat eksploitasi sumber daya alam.
Oleh karena itu, penting untuk merancang strategi pembangunan yang mengintegrasikan inovasi teknologi dan praktik ramah lingkungan, termasuk pengembangan smart city, untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Ketiga, Ibu Kota Nusantara, yang merupakan kota baru yang sedang dikembangkan sebagai ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur, memiliki potensi besar untuk menjadi contoh utama pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional dan internasional.
Dengan membangun kota dari awal, pemerintah dapat menerapkan prinsip-prinsip desain dan pengelolaan yang berkelanjutan, termasuk penggunaan teknologi canggih untuk memastikan efisiensi sumber daya dan pengelolaan lingkungan yang baik.
Dalam keseluruhan proyek pengembangan Tri-City, integrasi aspek smart city dan pembangunan berkelanjutan adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan yang seimbang dan berkelanjutan di Kalimantan Timur.
“Dengan kerjasama teknis dengan JICA dan fokus pada transisi ke sektor ekonomi hijau, diharapkan bahwa proyek ini akan menjadi tonggak penting dalam transformasi positif bagi wilayah tersebut serta menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain, ” sambungnya
Selain Bappeda, hadir pula Perangkat Daerah terkait yang turut terlibat dalam pembangunan dan pengembangan Tri-City seperti Bappelitbangda Kota Samarinda, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Dinas Komunikasi dan Informasi.
Sebagai informasi, Japan International Cooperation Agency (JICA) merupakan lembaga bantuan luar negeri dari pemerintah Jepang, fokus pada pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara mitra. JICA telah menjalin berbagai kerjasama dengan Indonesia, memberikan dukungan dalam bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan juga pengembangan ekonomi.
Selain itu, pengembangan Tri-City juga menitikberatkan pada transformasi energi menuju bahan bakar terbarukan. Transformasi ke energi terbarukan sebesar 70% yang diantisipasi akan berjalan sebelum tahun 2045.
Kerjasama ini menandai langkah besar dalam mendukung visi pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Bappeda Provinsi Kaltim dan JICA bersama dengan Kementrian PPN/Bappenas bersama-sama berkomitmen untuk mewujudkan Tri-City yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Melalui dukungan infrastruktur dan teknologi diharapkan dapat mewujudkan transformasi yang positif di Kalimantan Timur dan menyongsong masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.
Hadir pada kegiatan ini para narasumber yaitu Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Republik Indonesia yakni Direktur Regional II Mohammad Roudo. Adapun Delegasi dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yaitu Mr Goto Tetsuji dan Mr Abe Masanori. (cpy/pt)
Foto : Rizki Kurniawan