Ungkapan Haru dan Syukur WNI Kaltim Saat Tiba di Bumi Etam
Ungkapan Haru dan Syukur WNI Kaltim Saat Tiba di Bumi Etam
Balikpapan - Menempuh jalan dan proses yang panjang hingga dapat tiba di tanah air ditengah konflik militer Sudan, Ahmad Rauf (26) warga asal Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur kini dapat bernafas lega dan merasa tenang. Tiba di Kaltim pada Jum’at (05/05), Rauf akhirnya dapat kembali bertatap muka dengan kedua orangtua dan keluarganya.
Mahasiswa yang berkuliah di International University of Africa ini telah menempuh tujuh semester perkuliahan pada kampus impiannya tersebut dengan jalur beasiswa. Namun ia harus berlapang dada, pasalnya studi yang ia jalani harus tertunda dengan adanya konflik militer di negara Sudan.
Kepada para rekan media, ia bercerita tentang mencekamnya suasana saat ia masih berada di tanah rantaunya.
“Suara tembakan sering terdengar. Setiap hari, nggak berhenti. Terdengar jelas sebab posisi kampus kami itu di belakang markas. Bahkan tempat tinggal saya di lantai atas di balkon itu terdengar peluru berseliweran seperti di atas kepala. “ jelasnya.
Pria berkulit sawo matang itu menambahkan, bahkan pernah ada ledakan yang tak jauh dari lingkungan tempat tinggalnya.
Seketika kabar konflik ini terdengar di tanah air, pemerintah RI dengan sigap melakukan upaya evakuasi. Tercatat, jumlah WNI yang berhasil dievakuasi sebanyak 955 orang. Menurut kesaksian Rauf, semua ini berkat peran seluruh pihak hingga ia dapat kembali ke kampung halamannya.
“Saat itu, pihak KBRI langsung mengumpulkan kami semua di satu tempat baik itu mahasiswa maupun TKI dan secara bertahap kami dievakuasi dan diberikan arahan dengan sangat jelas, serta Alhamdulillah komunikasi bersama keluarga pun lancar baik saat masih di Sudan maupun saat kami ditempatkan sementara di Jakarta” imbuhnya.
Dapat memandang kembali rupa puteranya itu, orangtua Rauf mengaku sangat lega dan amat bersyukur. Kendati Rauf selama ini tak putus memberi kabar kondisinya kepada mereka, namun kekhawatiran dan haru keduanya tak dapat disembunyikan.
“Selama ini, dia nggak pernah cerita macam-macam. Bilangnya nggak apa-apa, aman, mungkin nggak mau membuat keluarga khawatir. Tapi sekarang semua sudah berkumpul, Alhamdulillah” ungkap Muhlis penuh rasa syukur.
Selain Rauf, Kelima WNI / Mahasiswa Kaltim lainnya juga dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Mereka akhirnya tiba di Balikpapan setelah melewati perjalanan dari Khartoum, Ibu Kota Sudan menuju Jedah, Arab Saudi dan Jakarta dalam waktu nyaris dua pekan terakhir.
Khartoum ini pun disebut menjadi pusat kecamuk, sejak pertama kali pecahnya konflik militer pada 15 April 2023 di negara Benua Afrika tersebut. (sef/pt)