Berita

Penelitian Toponim Administratif IKN: Kearifan Lokal Jadi Perhatian Utama

  •   Hendra Saputra
  •   27 Juli 2023
  •   6:07pm
  •   Berita
  •   515 kali dilihat

Sepaku - Diskusi Kelompok Terpumpun untuk penelitian Toponim Administratif di Wilayah Ibu Kota Negara (Nusantara) berlangsung sukses di Sepaku dan Samboja.

Pada tanggal 21 Juli 2023, Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion) tentang Toponim Administratif di Wilayah Ibu Kota Negara (Nusantara) diadakan di Aula Desa Tengin Baru, Sepaku. Diskusi tersebut diikuti oleh perwakilan Kecamatan Sepaku, kelurahan, dan desa di wilayah tersebut, tokoh adat, masyarakat Sepaku, serta Tim Peneliti.

Tak berhenti di Sepaku, pada 25 Juli 2023, Diskusi dilanjutkan di Kantor Camat Kecamatan Samboja. Kali ini, diskusi melibatkan perwakilan dari Kecamatan Samboja, Kecamatan Samboja Barat, dan Kecamatan Muara Jawa, serta tokoh adat dan tokoh masyarakat.

Tim Peneliti yang terdiri atas Dr. Nani Darheni, S.S., M.Pd., Dr. Restu Sekesti, M.Hum., dan Rita Novita, M.Hum., dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Ali Kusno, M.Pd., dari Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur; Muhammad Azmi, M.Pd., dari Universitas Mulawarman; dan Dr. Fajar Erikha dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, telah melakukan penelitian toponim administratif di kelurahan dan desa di wilayah Kecamatan Sepaku, Samboja, Samboja Bara dan Muara Jawa.

Penelitian ini melibatkan wawancara dengan lurah, kepala desa, tokoh adat, dan tokoh masyarakat, serta mengumpulkan dokumentasi dari kantor-kantor terkait dan data pendukung lainnya.

Dalam sambutan pada kedua diskusi, Dr. Nani Darheni, S.S., M.Pd., selaku Ketua Tim Peneliti, memaparkan judul penelitian, yaitu 'Menelisik Toponim Administratif di Wilayah Ibu Kota Negara (Nusantara) Upaya Preservasi Warisan Budaya untuk Memperkuat Identitas Kebangsaan (Perspektif Kebahasaan, Kultural, dan Onomastika)'. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan melestarikan warisan budaya di wilayah Ibu Kota Negara dengan menggali aspek bahasa, budaya, dan onomastika.

Dalam suasana hangat dan penuh keakraban, peserta diskusi berbagi informasi mengenai toponim wilayah administratif di Kecamatan Sepaku, Samboja, Samboja Barat, dan Muara Jawa. Perwakilan desa dan kelurahan, tokoh adat, dan tokoh masyarakat memberikan kontribusi berharga kepada tim peneliti.

Salah seorang pemuka adat Paser di Kecamatan Sepaku, Sibukdin, mengungkapkan apresiasi dan harapannya terhadap penelitian dan diskusi ini. Ia berharap penamaan wilayah administratif, terutama sungai, gunung, desa, dan kelurahan, tetap mempertahankan identitas lokal dan bahasa Paser agar masyarakat Sepaku merasa dihargai dan memiliki keterlibatan dalam prosesnya.

Camat Samboja, Damsik, S.H., M.Si., juga menyambut baik penelitian ini dan berharap hasil kajian dapat mendukung penggalian fakta budaya dan sejarah penamaan administratif di wilayah mereka yang termasuk wilayah Ibu Kota Negara.

Sementara,  Dr. Nani Darheni, S.S., M.Pd., selaku Ketua Tim Peneliti, menegaskan bahwa berbagai masukan dari peserta diskusi akan menjadi bahan analisis yang berharga. Hasil penelitian akan digunakan untuk menyusun rekomendasi kepada Otorita IKN guna menjaga dan memperkaya kearifan lokal dan warisan budaya di wilayah Ibu Kota Negara.

Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, tim peneliti akan bekerja sama dengan Pranata Humas Otorita IKN, Adi Kustaman. Dalam waktu dekat akan diadakan diskusi awal dengan melibatkan Otorita IKN, pemerintah kecamatan, kelurahan/desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Badan Informasi Geospasial (BIG), serta instansi terkait untuk membahas usulan penamaan yang memuat dan merepresentasikan kearifan lokal sebagai bagian dari warisan budaya di wilayah Otorita IKN.

Dengan demikian, penamaan wilayah di Sepaku, Samboja, Samboja Barat dan Muara Jawa dapat tetap melestarikan kearifan lokalnya, sambil mempertimbangkan pemanfaatan unsur kearifan lokal pada penamaan wilayah baru. (hend /pt)