Berita

Pelayanan Publik Berbasis TIK

  •   Khajjar Rohmah
  •   30 Agustus 2022
  •   2:48pm
  •   Berita
  •   806 kali dilihat

Samarinda – Dalam pelaksanaan pelayanan publik yang ideal, tidak cukup hanya berbasis teknologi dan informatika (TI). Namun, juga perlu ditambahkan dengan metode komunikasi. Sehingga, pelayanan publik yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik dan nyaman.

“Jadi pelayanan publik harus berbasis TIK, Teknologi, Informatika, dan Komunikasi. Karena kalau komunikasi dilupakan, itu tidak menarik,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Faisal. Saat memberikan Ceramah Umum pada Pelatihan Pelayanan Publik Berbasis IT yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kaltim, Selasa (30/8/2022).

Metode komunikasi yang baik dalam pelayanan publik, menurut Faisal harus menekankan nilai-nilai etika. Terkhusus bagi pelayanan publik yang berhadapan langsung dengan masyarakat.

“Terutama bagi pelayan publik yang ada di front office. Komunikasi harus baik dan ramah. Jangan marah-marah,” ungkapnya.



Dalam kesempatan itu, Faisal juga menjelaskan pentingnya penyampaian informasi dengan pemanfaatan teknologi digital. Dengan begitu, penyampaian layanan informasi bisa lebih masif dan menjangkau masyarakat luas. Pemanfaatan teknologi digital ini, bisa menggunakan media massa, elektronik, maupun perangkat aplikasi milik pemerintah.  

Terlebih pada era society 5.0 seperti sekarang, pelayanan publik berbasis TIK menjadi sebuah keniscayaan. Para ASN dituntut untuk mampu memberikan layanan publik sesuai dengan perkembangan zaman.

“Sekarang, semua serba cepat. Untuk itu, kita butuh teknologi. Jadi hasil kerja kita bisa cepat dan tepat,” ujar mantan Kadis Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kominfo Kota Samarinda ini.

Kemampuan dibidang IT, juga bukan lagi menjadi sebuah spesifikasi khusus. Namun, sudah harus menjadi kompetensi yang wajib dimiliki bagi seorang pegawai ASN. Meningkatkan kemampuan IT ini menurut Faisal, diperlukan mindset digital atau pola pikir yang terbuka untuk memanfaatkan teknologi. Termasuk juga harus dibarengi dengan pemahaman literasi digital dan literasi data.

“Literasi digital itu artinya kita mampu menambah kompetensi dan wawasan melalui digitalisasi. Sedangkan literasi data, adalah menggunakan data itu untuk analisis dan mengambil kebijakan,” tutupnya. (KRV/pt)