Berita

Industri Pengolahan Menjadi Pembangkit Ekonomi di Kaltim

  •   Bagus Setiawan
  •   2 Desember 2021
  •   10:06pm
  •   Berita
  •   780 kali dilihat

Samarinda - Temu Responden 2021 yang dilakukan kantor perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur dengan tema Post Pandemic Recovery : The Rise Of Digitization And green Economy, acara berlangsung di Ballroom Crystal, Hotel Mercure, di ikuti para pengusaha, Pemerintah Provinsi Kaltimantan Timur  dan Perbankan, Kamis (2/12).

Hilirisasi menjadi tantangan yang serius bagi para pelaku usaha industri pengolahan, sektror unggulan yang ada di Kaltim ada tiga yaitu industri makanan dan minuman , industri Kimia, farmasi,obat tradisional dan ketenagalistrikan, akan tetapi yang mengalami pertumbuhan paling cepat ialah industri kimia saja.

Dalam sesi diskusi yang dipandu oleh Prisa Sombodatu bersama narasumber chef Ekonomi Bank Permata Jhosua Pardede mengatakan sesuai tema Strategi Pertumbuhan Green ekonomi harus lebih tinggi. Dalam lima tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi di Kaltim dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cenderung menanjak naik karena ketergantungan oleh pertambangan dan industri pengolahan.

"70 persen kontribusi dari pertambangan masih di dominasi oleh Kabupaten Berau, dan Kutai Timur, sedangkan industri Pengolahan hanya berkembang di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan dan Bontang" kata Jhosua.

Dari segi proyeksi Jhosua Pardede juga menyebutkan  pertumbuhan di Kaltim menunjukan tren positif dalam hal investasi, dilihat dari kontrtaksi pada Januari-September 2021 meningkat dalam penanaman modal asing dari $313 menjadi $511 Juta.

"Kalau kita terlalu bergantung pada komuditas dasar/mentah tanpa ada pengolahan lebih lanjut, tentunya keberlanjutan usaha tidak akan sustainable, karena mengacu pada komitmen perbankan global sudah membatasi pembiayai batu bara dan PLTU," simpul chef Ekonomi Bank Permata. (Bgs/ty)