Eksis di Era Keterbukaan Informasi Digital, KIM Harus Perkuat Jaringan Komunikasi.
Tenggarong – Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang pesat membuat seakan dunia tak terbatas. Mudah dan cepatnya akses informasi menjadi kebutuhan bagi tiap individu. Hal ini sejatinya harus diimbangi dengan kemampuan untuk dapat bijak dalam menyaring informasi yang tersedia secara transparan tersebut. Disinilah peran strategis Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) diperlukan, tak terkecuali KIM di Kalimantan Timur.
KIM sebagai komunitas yang tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat merupakan kelompok yang sadar informasi dan diharapkan mampu menjadi fasilitator untuk menjembatani kesenjangan informasi dan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat, begitupula sebaliknya. Penguatan jaringan komunikasi menjadi fokus untuk menjawab tantangan ini.
Dalam diskusinya, Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik (PKP) pada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kutai Kartanegara, Ahmad Arianto menjelaskan, KIM sebagai agen informasi diharapkan dapat berperan aktif alam mendistribusikan informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat, sehingga dapat dilakukan langkah antisipatif guna menopang aktivitas di daerah tersebut.
“Teknologi sudah sangat canggih, ada banyak sekali media, kita tidak boleh tertinggal, justru kita harus mampu kelola dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Seluruh daerah di Kaltim memiliki potensi yang luar biasa, ini yang harus kita gali dan kita hadapi. Diera keterbukaan informasi ini sesuai dengan tagline ‘gak pake nanti’ ” ujar Arianto saat menjadi salah satu narasumber Focus Group Discussion (FGD) Konsolidasi dan Sinergitas dalam menyelenggarakan kemitraan dengan pemangku kepentingan antar kabupaten/kota di Kaltim, Selasa (12/7).
Arianto pun berikan apresiasi terhadap pemerintah daerah kabupaten kota yang hadir baik luring maupun daring, karena momentum ini dapat menjadi pemantik sekaligus motivasi untuk seluruh KIM daerah agar mendapat gambaran, dari beberapa percontohan strategi KIM yang telah dipaparkan.
“Kami sangat berbahagia tentunya, karena respon dan diskusi yang aktif dari para peserta. Intinya untuk menjawab tantangan KIM adalah komitmen. Mau untuk bergerak, peduli, dan yang terpenting mau untuk berkolaborasi. Karena ini merupakan pergerakan sosial, lakukan dengan hati dan ikhlas,” sambungnya.
Bila telah dibina dan didayakan dengan optimal, KIM pun dapat menjadi komunitas yang menciptakan peluang usaha dan lapangan pekerjaan bagi wilayahnya. Pemanfaatan media dapat dimaksimalkan untuk mempromosikan potensi daerah. Pada akhirnya, KIM pun dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. (sw/pt)