BOR Dan Oksigen Menjadi Prioritas Gubernur Kaltim
Samarinda - Meningkatnya kasus Covid-19 pada bulan Juli 2021di Kalimantan Timur, mengakibatkan ketersediaan Bed Occupancy Rate (BOR) sangat kritis. Rumah sakit yang tersedia di beberapa kabupaten/kota kewalahan menangani pasien yang setiap harinya bertambah mencapai 100 %.
Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan Pemerintah Kaltim terus berkoordinasi dan berupaya memenuhi tersedianya kebutuhan kesehatan untuk penanggulangan pasien yang terpapar Covid-19 dengan menambah ruangan Isolasi di setiap rumah sakit .
"Kita terus melakukan upaya-upaya ini, tentunya berpedoman pada instruksi Kementerian Dalam Negeri dan kami sebarkan ke seluruh kabupaten/kota Kaltim meski tidak berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM level 4). Tentunya kita melakukan pembatasan secara ketat di setiap daerah,"kata Isran Noor saat interaktif Zoom sebagai barasumber Breaking News kepada CNN.Selasa 27/07.
Dari tinjauan Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia mengatakan ketersedian pasokan oksigen di Kaltim defisit 12 ton.(26/7)
Isran Noor membenarkan hasil tinjauan Menko PMK pasokan oksigen Kaltim defisit 12 ton/hari. Bahkan bisa mencapai defisit 15 ton/harinya untuk penanganan pasien Covid-19 dikarenakan pendistribusin oksigen di kaltim mengangalami kendala.
Orang nomor satu di Kaltim itu mengatakan kebutuhan oksigen akan bertahan 2 minggu saja, apabila tidak dilakukan koordinasi dalam pendistribusiannya.
" Untuk melakukan pengisian oksigen kita harus melakukan koordinasi ke Makassar melalui Gubernur Sulawesi Selatan, dan perlu waktu yang panjang dalam pendistribusiannya. Padahal Kaltim sendiri memproduksi gas seperti di Bontang dan Balikpapan, tetapi ketentuannya harus ke Sulsel, ini merupakan masalah besar menurut saya," ungkap Isran .
Keberhasilan menekan angka penyebaran Covid-19, ialah dengan melakukan protokol kesehatan dan melakukan Vaksinasi masal.
sumber : CNN (Bgs/ty)