Berkarya Dalam Gaya, Komunitas Desainer Terus Bertumbuh Menyambut Nusantara
Berkarya Dalam Gaya, Komunitas Desainer Terus Bertumbuh Menyambut Nusantara
Samarinda – Gelaran Gema Ramadan Festival yang dihelat salah satu Bank di Kalimantan Timur baru-baru ini, menyisakan sepenggal kisah menarik. Kegiatan yang berlangsung di bulan suci ini dirangkai dalam banyak agenda, salah satunya ialah Parade Busana atau Fashion Show Busana Muslim.
Belasan model nampak berlenggak-lenggok memamerkan busana muslim yang mereka kenakan. Uniknya, bukan hanya satu namun lima desainer lokal muda unjuk gigi mempersembahkan karyanya. Para desainer tersebut tergabung dalam suatu komunitas mode bernama Designer Trendi dan Kreatif Samarinda atau yang akrab dikenal dengan DETIK.
Mulanya, sejumlah desainer muda kota Tepian perlahan mulai berkembang di tahun 2021. Dengan mengikuti berbagai pelatihan hingga perlombaan, baik di tingkat lokal bahkan hingga nasional. Ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan itu tak lantas menghentikan langkah hanya sampai disitu saja.
Kurang lebih 2 (dua) tahun lamanya, berawal dari keisengan pioneer desainer yang terdiri dari keempat muda mudi Samarinda yaitu Tere, Dayat, Ardi dan Dendy lahirlah DETIK yang menjadi titik, sekaligus wadah mereka untuk saling mendukung satu sama lain.
“Jadi awalnya itu berangkat dari keisengan. Kami kebetulan di tahun 2021, saat pandemi tuh kami berkesempatan menimba ilmu dan mengikuti pelatihan di Kota Semarang oleh salah satu instansi. Nah, setelah itu kami berpikir gimana kalau kita bikin komunitas yaa, supaya nggak cuma stop di tahap itu aja” jelas Tere, saat berbincang dengan Tim Liputan Diskominfo Kaltim baru-baru ini.
Hal itu terwujud dan kini DETIK pun mulai dikenal masyarakat luas terutama di Kota Samarinda. Anggotanya pun bertambah, begitupula dengan tawaran event Fashion Show oleh banyak penyelenggara acara, salah satunya di Gema Ramadan Festival 2023.
Membawakan konsep Sunset Glow Ramadan Series, Tere berhasil memadupadankan busana muslim dengan aksen Sarung Samarinda, dengan warna yang eye catching khas suasana senja, yang menurutnya selalu dirindukan saat berada di Samarinda.
Antusias dan decak kagum masyarakat saat karyanya dipertontonkan pun menjadi spirit baginya untuk dapat terus menunjukkan tak hanya eksistensi diri namun komunitas DETIK pula.
“Kami bersyukur sekali perlahan masyarakat sudah mulai mengenal kami. Kedepannya, kami berharap semakin banyak yang tahu, mendukung dan dapat membantu mengembangkan industri fashion lokal di Kaltim, khususnya Samarinda. Apalagi, nanti akan hadir Nusantara, Ibukota baru kita. Kita tidak boleh kalah bersaing nanti dan harus siap ketika itu terealisasikan. Siap kita buktikan bahwa daerah kita mampu menghasilkan karya lokal yang keren,” sambung wanita dengan senyum manis ini.
Senada dengan Tere, salah satu desainer lokal dengan karya bertajuk Burane, Dayat turut berbagi kisah perjalanannya menggapai mimpi menjadi seorang desainer mode. Dayat remaja yang bergairah tatkala berbicara tentang mode atau fashion bersama teman-teman sebayanya, serta keluarganya. Kini asa itu bukan lagi hanya mimpi belaka. Ia berhasil mendirikan brand "Burane" yang dalam bahasa suku Bugis berarti anak laki-laki.
“Dari nama itu, saya fokus mengembangkan karya khusus untuk laki-laki yang ready to wear namun tetap trendy. Terlihat sederhana namun mengandung makna di baliknya,” ujar nya penuh antusias
Seperti halnya karya mode yang dibawakannya di hari itu, yakni Soul Vibe atau Getaran Jiwa. Siapa sangka, karyanya penuh dengan cerita yang tak biasa. Dengan mengangkat tema pemuda kota Kashmir, sebuah wilayah yang memiliki latar belakang cukup rumit karena diperebutkan oleh tak hanya satu namun tiga negara yaitu India, Pakistan dan Republik Rakyat China.
Dayat mengaku terinspirasi untuk membuat mode pakaian yang menunjukkan ciri pemuda kota Kashmir dari wilayah India dan Pakistan, yang berbeda namun bila disatukan mampu memberikan Getaran Jiwa ketika melihatnya.
“Inspirasi bisa datang dari mana saja, sebenarnya. Namun, kali ini bisa dibilang sangat istimewa. Mungkin diluar sana yang terdengar adalah keributan perebutan wilayah saja, namun bila ditilik lebih jauh lagi, ada banyak hal unik dan menarik yang ada di kota tersebut, ”imbuhnya.
Oleh karenanya, Tere dan Dayat beserta seluruh anggota DETIK lain terus terpacu untuk dapat mempersembahkan karya mode terbaik versi mereka masing-masing. Meneropong jauh ke masa depan, mereka berharap tantangan-tantangan kedepannya dapat mereka lalui.
Bukan semata persaingan dengan desainer lainnya, namun juga yang terpenting adalah masyarakat mau dan bangga dapat mengenakan produk lokal berkualitas dan penuh dengan ciri khas. (sef/pt)