Anti Hoax

Berpikir Lebih Kritis, Wujudkan Ruang Digital Bersih Dari Hoaks

  •   resa septy
  •   13 Oktober 2021
  •   5:36am
  •   Anti Hoax
  •   1571 kali dilihat

Samarinda - Sudah menjadi sebuah keharusan bahkan tuntutan masyarakat untuk lebih berpikir kritis, hadapi maraknya hoaks ditengah pasifnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi masa kini.

“Berita-berita hoaks ini bisa menimbulkan kerugian-kerugian di banyak negara. Mesti disaring benar-benar. Kita harus berpikir lebih kritis, supaya kita tidak mudah juga share kan itu (hoaks),” ucap Irene Yuriantini selaku Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik dan Kehumasan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur dalam Nongkrong Online Digital Safety “Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Hoaks”, Rabu (13/10).

Dari sisi Pemerintah pun disampaikannya akan terus lakukan berbagai upaya guna mewujudkan ruang digital yang bersih dari hoaks. Langkah pemerintah dalam hal ini pada dasarnya telah berpayung hukum. Sebagai bentuk perlawanan dan pencegahan meluasnya dampak negatif dari sampah digital tersebut. Diantaranya melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE, Pasal 14 dan 15 UU No 1 Tahun 1946, Pasal 311 dan 378 tentang KUHP dan Inpres No 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik.

“Pemerintah saat ini juga dalam proses persiapan membangun sistem Big Data Cyber Security (BDCS). Seluruh data yang ada di Kementerian/Lembaga disimpan dalam sistem daya yang aman. Melalui sistem ini juga diharapkan masyarakat dapat menggunakannya untuk memeriksa sebuah informasi mengenai pemerintahan, apakah informasi itu benar atau bohong,” sambungnya memaparkan.

Selain itu, adapun langkah lainnya dari Pemerintah guna menanggulangi dan perangi hoaks yang ada, diantarnya dengan menambah Tenaga Humas Pemerintah yang profesional, membentuk jejaring komunikasi dalam rangka optimalisasi diseminasi informasi tangkal hoaks melalui pembangunan portal jaringan pemberitaan ataupun portal aduan konten pemerintah.

Lanjut, bersinergi dengan gerakan anti hoax, bekerjasama dengan Google untuk menghapus konten hoaks dari mesin pencarinya dan langsung melibatkan masyarakat umum dengan membuat suatu komunitas yang bertujuan untuk memerangi hoaks.

“Masyarakat harus bisa membuka wawasan. Supaya tidak mudah termakan hoaks. Kalau ada berita-berita yang negatif (hoaks), sebaiknya dilaporkan. Jangan takut untuk melapor ataupun mengecek sendiri di WhatsApp lewat Mafindo,” tutupnya dengan ajakan berani tangkal hoaks.

Sementara, Rajiansyah selaku CEO PT Indeks Media Teknologi menerangkan beberapa faktor yang menjadi alasan masih mudahnya hoaks menyebar, diantaranya dilatarbelakangi oleh pemahaman jurnalisme yang lemah, keadaan ekonomi, internet, banyaknya media abal-abal, pendidikan dan rendahnya literasi media.

“Semua orang sebenarnya berpotensi sebagai pembuat hoaks. Hoaks terkait apa saja adanya tetapi dijual sebagai sebuah kebenaran dengan tujuan tertentu. Jadi kita harus hati-hati kalau ada informasi yang tidak meletakan sumbernya. Saring sebelum sharing, katakan tidak pada hoaks. Kita harus melawan hoaks demi kemaslahatan masyarakat, bangsa dan negara,” ujar Rajiansyah (resa/pt)