Agama

Umat Hindu Rayakan Nyepi, Momentum Introspeksi Diri Yang Dibalut Dengan Ketenangan

  •   rizki yusuf rey
  •   3 Maret 2022
  •   11:29am
  •   Agama
  •   959 kali dilihat

Samarinda - Umat Hindu di Indonesia terkhusus di Provinsi Kalimantan Timur merayakan Hari Raya Nyepi 2022 Tahun Baru Saka 1944 yang jatuh pada Kamis, 3 Maret 2022. Nyepi menjadi momentum untuk introspeksi diri yang dibalut dengan ketenangan.

Saat Nyepi, umat Hindu mendedikasikan waktu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan (Hyang Widhi Wasa) lewat Doa. Perayaan ini juga sebagai hari yang dikhususkan untuk meditasi dan refleksi diri dengan keheningan total.

Perayaan Nyepi tahun ini mengusung tema " Aktualisasi Nilai- Nilai Tat Twam Asi dalam moderasi beragama menuju Indonesia Tangguh". Tema tersebut diusung sebagai jawaban atas berbagai persoalan yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia.

Namun demikian, perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1944 tahun ini sangat berbeda dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, karena masih harus dijalankan dalam masa pandemi Covid 19 dan terlebih saat ini  kasus pandemi kembali mengalami peningkatan akibat hadirnya varian baru yakni Omicron.

Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Prov. Kaltim, Ir. I Gusti Made Jaya Adhi mengatakan perayaan nyepi tahun ini tentu pihaknya dalam melaksanakan upacara keagamaan tetap mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes) sesuai anjuran Pemerintah.

"Kami tidak ingin dalam perayaan ini justru, masyarakat atau warga kami menjadi penyebab penularan Covid-19, “ujarnya pada acara Ngapeh yang disiarkan dari TVRI Kaltim, Rabu (2/3/2022).

Untuk tingkat kehadiran, lanjutnya I Gusti Made Jaya Adhi menjelaskan Pembatasan dilakukan sebanyak 50 persen dari total jumlah umat Hindu yang ada di pura.

"Untuk tingkat kehadiran, kami batasi 50 persen yang ada di Pura,"imbuhnya.

Pihaknya tidak melakukan upacara ritual melasti di Sungai Mahakam atau dilaut, namun umat Hindu yang ada di samarinda melaksanakannya di Pura, bebernya seraya menambahkan.

Upacara Melasti bertujuan, untuk menyucikan diri dan membersihkan sejumlah piranti atau perlengkapan sarana upacara, serta pembersihan alam semesta. Lantaran masih dalam situasi pandemi Covid-19, perayaan Hari Raya Nyepi di tahun ini mengharuskan jumlah umat Hindu yang hendak melakukan sembahyang di Pura dibatasi, sambungnya.

"Hari raya tetap harus kita lakukan, dengan beberapa penyesuaian misalnya Melasti yang biasa kita lakukan di tepian Sungai Mahakam saat ini beralih kita lakukan di Pura. Intinya Melasti ini adalah kita mengambil Tirta kehidupan yang ada di Muara. Muara laut, sungai dan dimana ada muara-muara disitu kita melakukan penyucian, jadi tidak masalah tidak mengurangi arti dari pembersihan itu sendiri dan kita juga sudah melaksanakan itu dengan sangat ketat. Serta kita juga tidak ingin menciptakan kluster Covid-19 di Hari Nyepi,"jelasnya seraya menutup. (rey/pt)