Selama Februari 2021, Inflansi di Kaltim 0,18 Persen
Samarinda---- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur mencatat Benua Etam mengalami inflasi sebesar 0,18 persen sepanjang Februari 2021.
"Atau terjadi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,04 pada bulan Januari 2021 menjadi 104,23 pada bulan Februari 2021 sebesar 0,33 persen dan Inflasi tahun ke tahun sebesar 0,39 persen," Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pusat Statiatik (BPS) Kaltim Anggoro Dwithjahyono saat rilis bulanan melalui virtual, Senin (1/3)
Jika dirinci menurut kota pada bulan Februari 2021, Kota Samarinda mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan IHK 104,65. Sementara Kota Balikpapan mengalami inflasi 0,28 persen dengan IHK sebesar 103,67.
Dikatakan Anggoro Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok transportasi sebesar 0,49 persen; diikuti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,40 persen.
Selanjutnya, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,07 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,06 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen.
Sementara itu kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar -0,67 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,14 persen. Untuk kelompok pendidikan pada bulan Februari 2021 tidak mengalami perubahan indeks dibanding bulan sebelumnya.
Lanjutnya, dibandingkan inflansi antar kota (Pulau Kalimantan), yakni 12 kota IHK di wilayah Pulau Kalimantan 8 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banjarmasin sebesar 0,59 persen dengan IHK 107,08 dan inflasi terendah terjadi di Pontianak dan Kotabaru masing-masing sebesar 0,09 persen dengan IHK 106,26 untuk Pontianak dan 107,78 untuk Kotabaru.
Kemudian, Deflasi tertinggi terjadi di Sintang dan Tanjung Selor masing-masing sebesar -0,13 persen dan deflasi terendah terjadi di Tarakan sebesar -0,01 persen dengan IHK 104,27.
Dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 1,12 persen dan terendah terjadi di Tasikmalaya dan Sumenep sebesar 0,02 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar -1,55 persen dan terendah sebesar -0,01 persen terjadi di Malang dan Tarakan.
Lebih lanjut, Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
Seperti yang diketahui Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (Inflasi/Deflasi) di tingkat konsumen. (Prb/ty)