Statistik

Nilai Ekspor Kaltim Turun 4,11 Persen Di Bulan November 2022

  •   prabawati
  •   24 Januari 2023
  •   2:49pm
  •   Statistik
  •   546 kali dilihat

Samarinda - Nilai ekspor Kalimantan Timur pada November 2022 tercatat US$3,12 miliar, turun 4,11 persen dibanding dengan ekspor Oktober 2022. Jika dibanding November 2021, nilai ekspor naik sebesar 5,57 persen.

"Ekspor nonmigas November 2022 tercatat US$2,88 miliar, turun 4,41 persen dibanding Oktober 2022," ungkap Kepala BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana Nababan belum lama ini.

Penurunan ekspor November 2022 sebut Yusniar, disebabkan oleh turunnya baik ekspor migas maupun non migas turun sebesar 0,28 persen, sementara ekspor non migas turun 4,11 persen ini.

Secara kumulatif, nilai ekspor migas Kalimantan Timur Januari–November 2022 mencapai US$2,57 miliar atau naik 81,38 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$30,42 juta atau naik 48,84 persen.

Menurutnya secara nilai, penurunan terbesar ekspor nonmigas November 2022 terhadap Oktober 2022 terjadi pada golongan barang lemak dan minyak yang turun US$47,90 juta (20,54 persen), sedangkan kenaikan terbesar terjadi pada golongan barang tembakau yang naik US$2,67 juta (83,47 persen).

"Sektor, ekspor nonmigas Januari–November 2022 mengalami kenaikan jika dibanding dengan periode yang sama tahun lalu. Hasil tambang naik sebesar 57,82 persen, hasil industri naik sebesar 15,68 persen dan ekspor hasil pertanian naik 46,13 persen,"terangnya.

Sementara, negara tujuan dengan nilai ekspor nonmigas terbesar pada November 2022 adalah ke Tiongkok dengan nilai mencapai US$988,57 juta, disusul Jepang sebesar US$426,83 juta dan Philipina sebesar US$300,04 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 59,49 persen.

"Ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$551,66 juta dan US$48,16 juta,"tuturnya.

Sedangkan, pelabuhan asal barang, ekspor Kalimantan Timur pada Januari– November 2022 yang terbesar berasal dari Pelabuhan Samarinda dengan nilai US$9,05 miliar (27,44 persen), diikuti Pelabuhan Balikpapan sebesar US$7,05 miliar (21,36 persen) dan Pelabuhan Tanjung Bara sebesar US$5,92 miliar (17,94 persen). (Prb/ty).