Statistik

Hasil Long Form, TFR Dan IMR Kaltim Terendah Se Kalimantan

  •   prabawati
  •   30 Januari 2023
  •   5:05pm
  •   Statistik
  •   1214 kali dilihat

Samarinda - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur merilis hasil Long Form Sensus Kependudukan 2020, yang berlangsung di ruang rapat BPS Kaltim, Senin (30/1).

Fertilitas Kalimantan Timur menurun dalam lima dekade terakhir. Penurunannya melebihi 3 poin dari 5.41 menjadi 2,18 pada long form SP2020 yang berarti hanya sekitar 2 anak yang dilahirkan wanita selama masa reproduksinya.

Kondisi ini menunjukkan bahwa program penurunan angka kelahiran total/Total Fertility Rate TFR di Kaltim menunjukkan hasil signifikan, karena TFR telah menuju Replacement Level. Hal tersebut dipaparkan Kepala BPS Kaltim yang diwakili Kepala Bagian Umum BPS Kaltim Maibu Barwis Sugiharto.

"Penurunan angka kematian bayi/Infant Mortality Rate (IMR) di Kaltim lebih dari 80 persen,"paparnya.

Menurutnya, mortalitas Kalimantan Timur turun tajam dari 104 kematian bayi pada tahun 1971 menjadi 16 kematian bayi pada tahun 2022.

"IMR Provinsi Kaltim sebesar 15,51
yang berarti dari 1.000 kelahiran hidup terdapat 15 hingga 16 kematian bayi sebelum usia satu tahun di Kaltim,"ungkapnya.

Lanjutnya, capaian TFR dan IMR se Pulau Kalimantan dimana Kalimantan Barat TFR 2,33 dan IMR 17,47, Kalimantan Tengah TFR 2,31 dan IMR 17,95, Kalimanta Selatan TFR 2,31 dan IMR 17,22 dan Kalimantan Utara TFR 2,35 dan IMR 16,65.

Hal ini menunjukkan bahwa capain TFR dan IMR di Kalimantan Timur terendah se Pulau Kalimantan.

Kemudian, mobilitas penduduk Kaltim mengalami penurunan satu dekade terakhir, setelah empat dekade sebelumnya mempunyai tren meningkat. Migrasi seumur hidup tahun 1971 sebesar 5,57 persen, meningkat hingga 36,83 persen pada 2010 dan menurun pada 2022 menjadi 30,99 persen.

Untuk prevalensi disabilitas umur 5 tahun ke atas sebesar 1,31 persen, lebih rendah dibanding prevalensi disabilitas nasional yang sebesar 1,43 persen.

Penduduk berpendidikan rendah (maksimal tamat SMP) lebih banyak tinggal di perdesaan dibanding perkotaan. Sementara, penggunaan bahasa daerah untuk komunikasi sehari-hari dalam keluarga dan lingkungan sekitar semakin ditinggalkan oleh generasi muda.

Persentase rumah tangga yang menempati rumah yang memenuhi syarat ketahanan bangunan di Kaltim sebesar 96,24 persen dengan sebaran merata antara wilayah perkotaan dan perdesaan.

Tampak Hadir Kepala DKP3A Kaltim Noryani Sorayalita, Kabid IKP dan Kehumas Diskominfo Kaltim Irene Yuriantini serta OPD Kaltim. (Prb/ty).