Statistik

Februari 2022, Kaltim Alami Deflasi 0,34 Persen

  •   prabawati
  •   1 Maret 2022
  •   3:50pm
  •   Statistik
  •   550 kali dilihat

Samarinda - Bulan Februari 2022, Provinsi Kalimantan Timur mengalami deflasi sebesar 0,34 persen.

Dengan demikian tingkat inflansi tahun kalender pada bulan Februari 2022 sebesar 0,53 persen dan Inflasi tahun ke tahun sebesar 2,35 persen.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Kaltim, Wembri Suska mengatakan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh menurunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -1,26 persen, diikuti kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar -0,34 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,24 persen, dan kelompok transportasi sebesar -0,17 persen.

"Kelompok yang mengalami kenaikan indeks diantaranya yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,49 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,41 persen,"ungkap Wembri dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (1/3).

Kemudian, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,15 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,05 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen.

Untuk kelompok penyediaan makanan
dan minuman/restoran cenderung stabil dengan inflasi sebesar 0,00 persen.

Lanjutnya, deflasi juga terjadi di dua kota dimana deflasi untuk Kota Samarinda sebesar -0,20 persen dan di Kota Balikpapan juga terjadi deflasi sebesar -0,51 persen.

Tingkat deflasi tertinggi terjadi di Balikpapan sebesar -0,51 persen dengan
IHK sebesar 106,04 dan deflasi terendah sebesar -0,01 terjadi di Tarakan dan Palangka Raya dengn IHK masing-masing sebesar 108,41 dan 108,50.

Sementara dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 37 kota mengalami inflasi dan 53 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,65 persen dan terendah sebesar 0,01 persen terjadi di Tanjung Selor.

Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar -2,08 persen dan terendah sebesar -0,01 persen terjadi di Palembang, Palangka Raya dan Tarakan. (Prb/ty).