Peternakan

50 Sapi di Kaltim Terjangkit LSD, DPKH Kaltim Fokus Pengendalian Sebelum Idulfitri dan Iduladha

  •   Pito
  •   16 Januari 2025
  •   10:35am
  •   Peternakan
  •   142 kali dilihat

Samarinda – Sebanyak 50 ekor sapi di Kalimantan Timur dilaporkan terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada Januari 2025. Kasus tersebut tersebar di Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda. Kondisi ini mendorong Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Kalimantan Timur untuk segera mengambil langkah pengendalian, terutama menjelang Idul Fitri dan Idul Adha.

Berdasarkan data DPKH Provinsi Kaltim, Kabupaten Paser mencatat jumlah kasus terbanyak, yaitu 41 ekor sapi. Dari jumlah tersebut, 39 ekor berhasil sembuh, sementara 1 ekor mati dan 1 ekor dipotong. Di Kabupaten Kutai Kartanegara, ditemukan 4 kasus, dimana seluruh sapi yang terjangkit dipotong. Sementara itu, di Kota Samarinda tercatat 5 kasus, dengan rincian 1 ekor sembuh dan 4 ekor dipotong.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Provinsi Kaltim, drh. Dyah Anggraini, Kamis (16/01/2025).

Dyah menjelaskan bahwa sebagai upaya pengendalian LSD dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), pihaknya telah menggerakkan dokter hewan untuk turun langsung ke lapangan. Selain itu, pada 13 Januari 2025, DPKH mengadakan Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan PMK melalui Biosecurity di Pasar Hewan dan Penampungan Hewan Kota Samarinda, Jalan Poros Samarinda-Bontang. Kegiatan ini mencakup penyemprotan biosecurity untuk mencegah penyebaran PMK dan LSD yang diketahui memiliki daya sebar luas, khususnya PMK yang dapat menyebar melalui udara.

Dyah juga mengimbau para peternak untuk secara aktif menjalankan langkah-langkah biosecurity, seperti penyemprotan disinfektan secara mandiri. Selain itu, DPKH akan melakukan vaksinasi dan surveilans melalui pengambilan serta pengujian sampel laboratorium guna memastikan kondisi kesehatan hewan ternak.

“Sebagai langkah antisipasi menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri, DPKH akan menurunkan tim ke seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur untuk memonitor gejala klinis pada hewan ternak. Harapannya, PMK dan LSD dapat terkendali sebelum momentum Idulfitri dan Iduladha,” tutupnya. (pt)

Foto:IST