Pendidikan

Adaptasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0

  •   Khajjar Rohmah
  •   7 Agustus 2023
  •   7:11pm
  •   Pendidikan
  •   34537 kali dilihat

Samarinda – Revolusi industri 4.0 mengharuskan pendidikan tinggi untuk menyesuaikan diri guna melahirkan lulusan yang kompeten, kreatif dan mampu beradaptasi di era digital. Terutama dalam menghadapi konsep masyarakat baru, Society 5.0.

Revolusi Industri 4.0 ditandai oleh kemajuan teknologi seperti Kecerdasan Buatan (AI), robotika, dan Internet of Things (IoT) yang telah merubah tatanan lama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor pendidikan.

Sementara Society 5.0 adalah konsep yang bertujuan mengintegrasikan masyarakat dan teknologi untuk mencapai dunia yang lebih baik. Dalam konsep ini, pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam mempersiapkan individu sebagai pemimpin dan inovator masa depan.

Hal itu disampaikan Fahmy Asa, Pranata Komputer Ahli Muda Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur (Diskominfo Kaltim) saat menjadi pemateri dalam kegiatan Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru (MASTA) Universitas Muhammadiyah Kaltim (UMKT) Tahun Akademik 2023/2024. 

”Salah satu metode yang dapat digunakan universitas dalam beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 adalah Blended Learning. Yaitu metode pembelajaran hybrid menggabungkan secara online dan tatap muka,” terang Fahmy, saat mengisi materi melalui zoom meeting di hadapan para mahasiswa UMKT, Senin (7/8/2023). 

Pendekatan metode seperti itu, menurutnya dapat memperkuat pengalaman mahasiswa menggunakan perangkat digital, yang sangat penting di dunia kerja di masa depan.

Alumni Master of Engineering, Program Chief Information Officer Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menerangkan, pola lama pendidikan tinggi tidak lagi cukup untuk mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja.

Kemampuan/skills seperti berpikir kritis (critical thinking), kreatifitas, dan adaptabilitas, semakin penting dimiliki mahasiswa. Universitas/Perguruan Tinggi perlu menyesuaikan kurikulumnya untuk memastikan agar para mahasiswa memiliki skills yang dibutuhkan demi mencapai kesuksesan di era baru ini.

Universitas perlu membangun kemitraan dengan sektor industri agar kurikulum mereka up-to-date dan relevan dengan perkembangan terkini. Kerjasama ini dapat membantu mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja dan dunia nyata. Selain itu, pola kemitraan ini juga dapat membantu universitas mengikuti perkembangan teknologi terbaru.

“Cara penilaian juga perlu beradaptasi dengan era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Metode lama biasanya menggunakan ujian tulis atau esai. Perlu ada metode baru seperti pembelajaran berbasis project dan peer evaluation,” ungkap Fahmy. 

Menurutnya, metode tersebut dapat mengukur kemampuan kerjasama dan kolaborasi, serta skill pemecahan masalah atau problem solving. (KRV/pt)