Pemerintahan

Buka Rakor Pengelolaan Sampah Tahun 2024, Rizal Minta Fokus Penanggulangan Polusi Plastik dan Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca

  •   Rizky Yusuf
  •   6 Maret 2024
  •   3:18pm
  •   Pemerintahan
  •   1498 kali dilihat

Balikpapan - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kaltim, E.A. Rafiddin Rizal, secara resmi membuka acara Rapat Koordinasi (Rakor) Pengelolaan Sampah se-Kalimantan Timur Tahun 2024 di Ballroom Grand Jatra Hotel Balikpapan, Rabu (6/3/2024).

Kegiatan dihadiri oleh unsur perangkat daerah terkait, kemudian Asisten II Pemkab Banyumas Ir. Junaidi melalui virtual zoom meeting, Perwakilan dari PT. Pupuk Kaltim serta DLH Kabupaten Kota se Kaltim.

Dalam kesempatan Rizal menyoroti isu polusi plastik yang menjadi perhatian global. Dalam upaya mengatasi masalah ini, tema yang diusung pada Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2024 adalah "Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif".

Dikatakannya, peringatan HPSN tahun ini di Kaltim akan difokuskan pada persiapan Indonesia dalam menghadapi International Legally Binding Instrument (ILBI) on Plastic Pollution untuk menyelesaikan permasalahan polusi plastik di dalam negeri.

"Selain itu, target nasional dalam penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor limbah dan sampah juga menjadi fokus peringatan HPSN tahun ini,"jelasnya.

Sebagai bentuk komitmen kepada dunia dalam pengendalian perubahan iklim, Pemerintah Indonesia telah menyampaikan dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) pada tahun 2022 yang dengan target penurunan tingkat emisi (GRK) sebesar 31,89% dengan upaya sendiri dan 43,2% dengan dukungan internasional.

Diungkapkannya bahwa Pengelolaan sampah menjadi salah satu dari lima sektor yang diamanatkan untuk dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dalam pengendalian perubahan iklim.

Adapun strategi dalam penurunan emisi GRK pada subsektor limbah padat domestik, yaitu tahun 2025 pengelolaan TPA dengan metode landfill akan dioptimalisasi pengambilan gas metan.

Kemudian, tidak akan ada lagi penambahan landfill baru sejak tahun 2030, serta tahun 2040 hanya sampah residu yang masuk TPA, selanjutnya mendorong pengelolaan berbasis 3R dan ekonomi sirkular, penggunaan kertas daur ulang dalam negeri sebagai bahan baku industri daur ulang kertas, serta zero open burning di tahun 2030.

Ia meyakini melalui aksi mitigasi sampah domestik maupun limbah cair dan limbah industri, maka emisi puncak dari sektor limbah atau sampah akan terjadi di tahun 2030, yaitu sebesar 183 juta ton CO2 ekuivalen.

"Dan akan berkurang hingga mencapai 26 juta ton CO2 ekuivalen di tahun 2050 dan mencapai nilai 7 juta ton CO2e di tahun 2060,"tambahnya.

Rencana ini tidak hanya mewakili komitmen terhadap pelestarian lingkungan, namun juga merupakan langkah signifikan menuju visi mengenai masa depan yang berkelanjutan dan rendah karbon.

Dalam jangka waktu dekat, Pemprov Kaltim masih memiliki PR yang harus dilakukan yakni Kaltim Bersih 2025, dalam satu tahun ke depan kita perlu mencapai 30% pengurangan dan 70% penanganan sehingga 100% sampah terkelola.

"Sekarang pengelolaan sampah Kaltim 87,63% terdiri penanganan 67,61% dan pengurangan baru 20,02%. Selebihnya 12,37% masih dibuang ke lingkungan. Harapannya tahun depan sampah terkelola bisa 100%,"urainya.

Berdasarkan data SIPSN, timbulan sampah Kaltim tahun 2023 sebanyak sebesar 809.331, dengan jenis sampah berupa organik yang mendominasi komposisi sampah di Kaltim yaitu 52,9 %, sehingga diperlukan adanya pengolahan sampah organik yang masif di hulu untuk mengurangi sampah tersebut dibawa ke landfill.

Dalam upaya mencapai tujuan bersama untuk pengelolaan sampah yang lebih baik, Rizal mengajak semua pihak untuk menjadikan HPSN tahun 2024 sebagai momentum untuk bergerak, bekerja, dan berkolaborasi secara produktif.

"Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi semua dalam semangat untuk terus berkomitmen dalam pengelolaan sampah. Mari terus berkolaborasi dan bersinergi untuk mewujudkan Kaltim Bersih Tahun 2025,"harapnya sekaligus membuka acara. (Rey/pt)