Pembangunan

11 Tahun Pengelolaan Perbatasan Negara, BNPP RI Luncurkan Tiga Terobosan

  •   resa septy
  •   17 September 2021
  •   1:13pm
  •   Pembangunan
  •   744 kali dilihat

Samarinda - Tepat di 11 tahun peringatan Pengelolaan Perbatasan Negara dan terbentuknya Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Republik Indonesia, berbagai terobosan hasil kerjasama antara BNPP RI dengan Perpustakaan Nasional RI, Forum Perguruan Tinggi untuk Perbatasan Negara (Fopertas) dan Arsip Nasional RI resmi diluncurkan.

Peluncuran dan pencanangan hasil kerjasama tersebut dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri sekaligus Ketua BNPP RI, Muhammad Tito Karnavian secara virtual. Diantaranya yaitu Perpustakaan Mini Digital atau Pojok Baca Digital (Pocadi), Buku Inovasi Sains untuk Pembangunan Perbatasan Indonesia dan Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) Pengelolaan Perbatasan Negara.

“Membaca merupakan kunci untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan adalah modal penting untuk membuat perubahan guna kemajuan,” ucap Tito dalam peringatan 11 tahun Pengelolaan Perbatasan Negara dan BNPP RI dengan tema “Perbatasan Negara Kokoh untuk Indonesia Tangguh dan Tumbuh”, Jumat (17/9).

Diungkapkannya bahwa Pojok Baca Digital atau Pocadi yang menyediakan bahan bacaan berbentuk cetak dan elektronik ini akan ada pada setiap Pos Lintas Batas Negara (PLBN) terpadu. Dengan harapan dapat memacu minat masyarakat perbatasan untuk gemar membaca. Sekaligus meningkatkan literasi baca tulis dan digital.

“Untuk itu insiatif ini mohon kiranya dapat didukung. Dengan harapan dapat terus berkembang. Sehingga mampu menjangkau desa-desa di pelosok wilayah perbatasan,” pintanya.

Kemudian, dengan diluncurkannya Buku Inovasi Sains diharapkannya mampu mendorong pemberdayaan masyarakat perbatasan. Sehingga perbatasan dapat menjadi titik ekonomi baru bagi bangsa Indonesia.

Sedangkan pencanangan Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip Perbatasan Negara, hasil kolaborasi BNPP dan Arsip Nasional RI ini disebut Tito sebagai langkah terobosan agar pengarsipan semua dokumen negara dilakukan secara sistematis dengan pemanfaatan digitalisasi.

“Kita tidak ingin satu jengkal pun tanah NKRI hilang atau diambil negara lain karena kelemahan kearsipan dokumentasi. Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan bimbingan,petunjuk dan kemudahan untuk niat baik ini bagi kita semua,” tutupnya. (resa/pt)