Pariwisata

MICE Wisata Religi Kaltim

  •   Khajjar Rohmah
  •   11 Juli 2023
  •   8:18pm
  •   Pariwisata
  •   831 kali dilihat

Samarinda - Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur (Dispar Kaltim) menggelar  acara diskusi pengembangan wisata religi melalui Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) di Kalimantan Timur.

Kegiatan diskusi MICE ini diadakan sejalan Kaltim Fest 2023, dengan menggunakan konsep Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan narasumber dan penggiat pariwisata religi.

Kepala Dispar Kaltim, Ahmad Herwansyah, menjelaskan bahwa Provinsi Kalimantan Timur memiliki potensi wisata religi yang layak untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan penduduk Kaltim memiliki keragaman agama yang beragam. Ibu Kota Provinsi Kaltim, Samarinda, juga memiliki banyak pusat keagamaan yang dapat menjadi tujuan wisata bagi masyarakat Nusantara.

"Kita dapat mengemas MICE Wisata Religi di Kaltim dengan baik. Kita dapat menegmas pertemuan, pameran, dan konvensi yang terkait dengan keagamaan, serta membahas isu toleransi beragama. Selain itu, juga dapat diadakan city tour ke pusat-pusat keagamaan seperti Islamic Center atau Buddhist Center," jelas Iwan, panggilan akrab Kepala Dispar Kaltim, saat membuka acara MICE Pengembangan Wisata Religi di Kalimantan Timur pada hari Selasa (11/7/2023) siang di Convention Hall Sempaja.

Salah satu contoh acara MICE Wisata Religi yang sedang berlangsung adalah Organization of Islamic Cooperation Culture Activity (OICCA) di Kaltim. Acara ini menggabungkan pertemuan, konvensi dan pameran dalam satu kegiatan.

"OIC CA itu religi berlandaskan agama. Karena, delegasi yang hadir berasal dari negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI)," tambah Iwan.

Iwan berharap, melalui pembahasan dalam MICE Pengembangan Wisata Religi di Kaltim, dapat dihasilkan rencana besar dan kesepakatan untuk memajukan wisata religi di Benua Etam.

Adapun sebagai narasumber utama, Fauzan Noor, seorang akademisi dari Polnes dan Abdul Syahid selaku Ketua Tim Kelembagaan Kanwil Kemenag Kaltim yang diundan berbicara dalam forum tersebut. Sementara itu, para peserta merupakan perwakilan dari pusat-pusat keagamaan dan penggiat  pariwisata religi. (Krv/pt)