Kesehatan

Waspada Hepatitis Misterius, Segera Lapor Jika Ada Beberapa Tanda Pada Anak dan Tetap Jaga Prokes

  •   Nichita Heryananda Putri
  •   5 Mei 2022
  •   5:39pm
  •   Kesehatan
  •   624 kali dilihat

Samarinda - Baru-baru ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan edaran tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).

Melansir dari berbagai sumber, penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium diluar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

“Masyarakat tetap waspada, hati-hati dan tenang. Untuk orang tua bila melihat tanda pada anak seperti kuning, mual, muntah, lemas, diare, nyeri perut, makan dan minum turun agar segera lapor dan kunjungi fasyankes terdekat,” pinta dr. Minda Wulandari saat dikonfirmasi, Kamis (5/5/2022).

Menurut dokter yang juga bertugas RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti Samboja ini selain melihat beberapa tanda, bahkan jika sudah berat bisa kejang sampai tidak sadarkan diri. Sebaiknya tetap menjaga protokol kesehatan sebagai tindakan pencegahan.

“Jangan lupa cuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit sebagai cara pencegahan,” ucap Minda.

Diakuinya, untuk saat ini Hepatitis Akut Misterius masih dilakukan penelitian mendalam. Selain ini, masyarakat juga perlu tetap waspada terhadap Hepatitis A, B dan C yang sudah terlebih dahulu ada di sekitar,sambungnya.

“Selain Hepatitis akut misterius yang menyerang anak, kita tetap waspada pada Hepatitis tipe A, B dan C yang sudah ada. Untuk tipe B dan C kebanyakan dari komplikasi penyakit dan harus melakukan pengobatan seumur hidup. Intinya kita tetap waspada dan hati-hati sambil menunggu penelitian yang dilakukan,” terangnya kembali.

Hepatitis akut sendiri adalah penyakit yang belum diketahui penyebabnya dan secara resmi telah dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO.

Jumlah laporan kasusnya pun terus bertambah, dimana tercatat lebih dari 170 kasus yang sudah dilaporkan lebih dari 12 negara di dunia. (cht/pt)