Kesehatan

Varian Delta Sangat Menular, Peran Masyarakat Sangat Dibutuhkan

  •   Ade Putri
  •   4 Agustus 2021
  •   7:11pm
  •   Kesehatan
  •   491 kali dilihat

Samarinda - Kementerian Kesehatan mencatat hingga awal agustus 2021 Covid-19 varian Delta sudah menyebar kurang lebih di 22 Provinsi dan karakteristiknya sangat mudah menular, yang mengakibatkan orang akan sakit dengan jumlah banyak dan dalam kurun waktu bersamaan.

Hal inilah yang dipaparkan oleh Plt. Direktur RSUD A.M. Parikesit Kukar, dr. Martina Yulianti saat menjadi narasumber “Kenal dan Cegah Varian Baru Virus Covid-19” yang disiarkan melalui kanal youtube FMB9ID, Rabu (4/8).

“Kita tau bahwa pandemi ini sebuah krisis dimana dalam penangannya modal sosial kapital sangat penting, Rumah Sakit sendiri tidak bisa menekan, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk memutus rantai penularan ini,” ujarnya.

Saat ini Pemerintah terus memantau bagaimana perkembangan sejumlah varian baru ini agar bisa mengoptimalkan langkah pencegahan untuk menekan laju penyebaran dan juga memitigasi dampaknya.

Untuk Kukar dimana Rumah Sakit Parikesit berada, telah melakukan berbagai upaya sesuai yang diamanatkan Pemerintah Pusat dengan menggencarkan 3T (testing, tracing, treatment), kemudian menyediakan alat tes untuk testing yang tinggi.

Martina menjelaskan pada pandemi gelombang pertama, Pemda Kukar tidak menyediakan obat-obatan kepada pasien isoman, namun berbeda dengan pandemi gelombang kedua ini. Dimana tinggi sekali antara gap kasus aktif dengan ketersedian fasilitas kesehatan sehingga jumlah yang harus menjalani isoman sangat tinggi.

“Kita menaruh perhatian yang sangat besar terhadap saudara kita yang menjalani isoman, dengan memperhatikan bahwa mereka dapat terkarantina dengan baik serta dapat memutus rantai penularan,” jelasnya.

Selanjutnya bagi yang begejala ringan ditangangi dengan baik dan dapat sembuh sesuai dengan harapan dalam waktu 10 hari.  Bagi gejala berat (komorbid) tidak mengarah pada perburukan sehingga tidak harus membutukan Rumah Sakit.

“Jadi itulah bentuk mitigasi yang dilakukan, kalo di gelombang pertama tidak terlalu diperhatikan tetapi untuk saat ini pada gelombang kedua sangat wajib,” pungkasnya. (ade/as).