Kesehatan

Perbaikan Gizi Masih Belum Optimal

  •   prabawati
  •   26 Januari 2021
  •   10:16pm
  •   Kesehatan
  •   940 kali dilihat

Samarinda----Pembangunan kesehatan merupakan investasi utama dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.

Salah satu komponen terpenting adalah terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat terutama pada 100 hari pertama kehidupan sampai usia remaja.

"Masalah gizi yang terjadi pada usia remaja akan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit di usia dewasa serta beresiko melahirkan generasi yang bermaslah dengan gizi,"ungkap Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, drg. Soeharsono mewakili Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kaltim Hj. Padilah Mante Runa pada acara Seminar Remaja Sehat dan Cerdas Tanpa Anemia, melalui virtual, Selasa (26/1).

Soeharsono menuturkan masalah gizi yang terjadi sejak masa remaja akan mempengaruhi perkembangan kognitif produktivitas kinerja dan daya saing di tingkat global serta dapat berdampak terhadap kemampuan untuk mendapatkan penghidupan yang layak di kemudian hari.

Saat ini Indonesia masih dihadapkan pada beban ganda masalah gizi yaitu tingginya prevalensi stunting, obesitas serta kekurangan zat gizi mikro terutama anemia yang masih menjadi tantangan besar di Negara.

"Merupakan ancaman besar mengingat dampaknya akan terjadi penurunan kualitas sumber daya manusia kedepannya,"tuturnya

Lanjutnya, masalah gizi pada tahun 2018 Provinsi Kaltim menunjukkan trend atau kecenderungan perbaikan status gizi pada balita. Dimana di tahun 2012 balita kurang gizi sebesar 16,6 persen dan tahun 2018 11,7 persen.

Hal ini membuktikan bahwa meskipun upaya-upaya dalam meningkatkan gizi masyarakat masih belum optimal, karena masih banyak anak-anak yang mengalami stunting. (Prb/ty)