Kesehatan

Dugaan Kasus Meninggal Karena Hepatitis Akut, Masitah Tegaskan Masyarakat Kaltim Jangan Panik dan Tetap Waspada

  •   Nichita Heryananda Putri
  •   14 Mei 2022
  •   10:44am
  •   Kesehatan
  •   532 kali dilihat

Samarinda - Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Timur mengkonfirmasi meninggalnya seorang anak yang diduga karena Hepatitis Akut Misterius. Informasi tersebut dibenarkan setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan salah satu kasus pasien anak yang meninggal dunia diduga akibat Hepatitis akut dari Kalimantan Timur.

“Memang benar meninggal, namun itu masih dugaan karena Hepatitis Akut  Karena sampai saat ini penelitian mendalam mengenai penyebabnya masih terus dilakukan. Anak yang meninggal tersebut sudah dilakukan perawatan sesuai dengan prosedur yang ada. Kita jangan panik, tapi tetap harus waspada,” terang Plt Kepala Dinkes Kaltim Masitah saat dikonfirmasi, Jumat (13/5/2022).

Menindaklanjuti temuan kasus tersebut, Masitah memastikan pihaknya telah meneruskan Surat Edaran (SE) Kemenkes ke Dinas-Ddinas kesehatan Kabupaten/Kota dan rumah sakit di seluruh Kaltim.

“Kami semua sudah melakukan penanganan dan mengisi form Survei Kewaspadaan Dini dan mengirimkan ke Kementerian. Selanjutnya, divalidasi Kementerian, apakah Hepatitis Akut yang tidak diketahui penyebabnya itu atau bukan," terangnya.

Dirinya menjelaskan bahwa karena Hepatitis Akut menyerang anak usia dibawah 16 tahun maka pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan agar melakukan pengawasan dan memberikan edukasi di tengah mulai diberlakukannya pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen saat ini.

“Dinas pendidikan dan jajaran sudah kami edukasi.  Hepatitis ini salah satunya menular lewat makanan, makanan tidak bersih. Selain itu, kami imbau agar anak-anak tidak bermain di tempat permainan yang ramai. Kami juga melakukan pencegahan dini dengan cara mengedukasi masyarakat agar lebih waspada,” ucapnya.

Lebih lanjut Masitah menegaskan pandemi belum usai, masyarakat diimbau tetap disiplin dengan prokes yakni memakai masker, mencuci tagan dengan sabun dan air mengalir ataupun hand sanitizer yang selalu dibawa kemanapun, tambahnya.

“Ataupun pada kasus terbaru ini mencuci tangan dengan air hangat itu lebih baik terutama ketika akan makan dan setelah keluar dari toilet. Bila tidak terlalu penting mobilitasnya sebaiknya dihindari keramaian, jaga anak-anak usia dibawah 16 tahun untuk menghindari resiko-resiko terutama kebersihan saat makan,” bebernya.

Kebersihan saat mengakses lingkungan penting, sehingga jadikanlah lingkungan di rumah itu selalu bersih dan sehat. Makan makanan sehat dan bergizi, pola makan dan juga olahraga teratur dan yang paling penting selalu berpikir positif, imbaunya.

Selain itu, pihak-pihak terkait melakukan edukasi kepada masyarakat supaya meningkatkan kewaspadaan sebagai langkah pencegahan dini. Terlebih lagi, Masitah menekankan agar masyarakat tidak panik.

"Masyarakat juga bisa mengakses laman resmi Dinkes, kita perkenalkan kasus ini dan bagaimana mencegahnya. Tingkatkan kewaspadaan sebagai langkah pencegahan dini, jangan panik,” serunya. (cht/pt)