Kesehatan

35 Anak Di Kaltim Meninggal Dunia Akibat DBD

  •   prabawati
  •   16 Desember 2022
  •   8:07am
  •   Kesehatan
  •   1290 kali dilihat

Samarinda - Sepanjang Januari hingga November 2022, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur mencatat ada 35 anak meninggal dunia karena Deman Berdarah Dengue (DBD).

 "Hingga 2 November 2022 sudah ada 35 anak meninggal dunia,"ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim H Jaya Mualimin saat dikonfirmasi pada kegiatan Pertemuan Edukasi Gizi Seimbang Di Semua Tatanan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) belum lama ini.

 Pihaknya, sebut Jaya telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka kematian akibat wabah tersebut dengan gencar melaksanakan edukasi pada masyarakat .

35 kasus meninggal dunia akibat DBD terdapat di Berau 2 kasus, Kutai Barat 5 kasus, Kutai Kartanegara 5 kasus, Kutai Timur 1 kasus, Mahakam Ulu 3 kasus, Penajam Paser Utara 2, Balikpapan 5 kasus, Bontang 3 kasus dan Samarinda 9 kasus.

 Jaya mengatakan penanganan DBD tidak boleh terlambat. Jika lebih dari satu minggu, dikhawatirkan penderita bisa terkena Dengue Shock Syndrome atau (DSS).

 “Pada awal anak-anak panas sudah dilakukan skrining untuk mengetahui apakah ini DBD atau tidak. Sekarang sudah ada Rapid Diagnosis Test (RDT) dengan menggunakan NS1,"pintanya.

 Skrining ini penting agar langkah antisipasi bisa dilakukan sebelum anak dalam kondisi DSS.

 Dengan cara itu bisa mengendalikan bahkan mencegah kematian yang disebabkan oleh keterlambatan diagnosa.

 Untuk itu, Jaya mengingatkan kepada para orangtua agar tidak meremehkan gejala demam berdarah. Seperti demam, batuk dan pilek.

 "Jangan mengabaikan gejala panas saat anak sakit, atau saat anak batuk dan pilek,"tegasnya. (Prb/ty).