Budaya

Shodik : Tersirat Doa Dalam Setiap Goresan Canting

  •   teguh p
  •   13 November 2021
  •   11:35pm
  •   Budaya
  •   1121 kali dilihat

Tanjung Redeb - Shodik Yeni Helma (SYH) nama ini diambil dari awalan keluarga kecil mereka, Pria kelahiran Surabaya 33 tahun silam ini sejak tahun 2018 beralih ke dunia wastra.

Pengertian Wastra merupakan kain tradisional Indonesia yang memiliki makna dan simbol tersendiri dengan matra tradisional setempat yang mengacu kepada dimensi seperti warna, ukuran panjang atau lebar.

Sempat tinggal dan bekerja selama 7 (tujuh) tahun di Samarinda kemudian memutuskan resign dan balik ke tempat orang tua yang berada di Kabupaten Berau, lalu merintis dan  mendalami batik tulis.

"Saya masih pemula didunia Batik," bebernya saat dikunjungi tim Humas Dekranasda Kaltim belum lama ini.

Ketua Dekranasda Kaltim, Norbaiti Isran Noor sangat senang melihat karya Mochamad Shodik. Detail guratan canting serta perpaduan warna yang pas membuat dua karyanya berhasil meraih predikat tertinggi pada kejuaraan Dekranasda Kaltim Award 2021.

"Ada perasaan bangga dan haru karya saya mendapat juara tertinggi, namun dibalik itu ada rasa tak yakin untuk menang diawal mengikutinya. Tapi pada kenyataannya perasaan itu berbalik Motif Penyu Pandubara dan Penyu Pandurata membawanya juara,” ucap Shodik.

Lanjut Shodik menceritakan pada awalnya saat sharing dengan Ketua Dekranasda Kabupaten Berau, Sri Aslinda Sulaiman Gamalis yang selalu memberi support mengatakan pada awalnya hanya mengikutkan satu motif batik saja. Namun karena batas pengumpulan diperpanjang saya diminta Bu Gamalis (Ketua Dekranasda Kabupaten Berau) untuk mengirimkan satu motif lagi. Sehingga, pada akhirnya kedua motif yang saya kirimkan mendapat juara, tuturnya dengan rasa haru.

Shodik terus membagikan khusus ilmu membatik Shodik membagikan ilmu yang dapat saat mengenyam Pendidikan di pendidikan di Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung (STTTB), kepada siswa-siswi SMA N 7 Berau.

"Bakat murid saya berbeda-beda, ada beberapa murid yang berbakat dalam membatik ada juga murid saya yang mahir membuat packing (kemasan) dan shopping bag, beberapa murid yang berbakat tadi saya ajak untuk bergabung membantu dirumah saya," urainya dengan penuh kebanggan.

Shodik memanfaatkan bakat siswa - siswi ini, selain itu ia juga mengajarkan mereka untuk berwirausaha dan memanfaatkan waktu luang mereka agar bermanfaat.

"Saya juga mengajarkan murid saya membuat kotak-kotak seperti ini. Ini hasil murid saya mas, awalnya saya ajarkan namum lama-lama mereka bisa mengerjakannya sendiri,tunjuknya seraya menambahkan.

Setiap murid yang memiliki bakat dan menghasilkan karya saya berikan imbalan, untuk tambahan beli kouta internet, sekaligus mengajarkan mereka berwirausaha.

Berbicara soal pemasaran produknya Shodik membeberkan caranya. Dengan cara yang sangat pandai, Batik SYH masih baru, saya kenakan sendiri seperti salah satu yang dikenakan adalah Word of Mouth (WoM) cara ini adalah salah satu cara dari sekian banyak strategi marketing dengan biaya minim," paparnya.

Menyinggung soal Peluang Batik di Kabupaten Berau dilihatnya cukup menarik untuk digeluti bersama sangat istri, ditambah lagi Shodik telah memiliki dasar membatik sejak duduk di bangku STTTB.

"Dasar membatik ada namun sudah lama saya tinggalkan, tapi sejak tahun 2018 bersama istri terjun langsung ke dunia Batik. Membagikan dan memberikan ilmu Batik kepada istri karena dia tidak ada ilmu membatik," tukasnya.

Sebelum membatik Shodik melayani pesanan konsumen dengan memperlihatkan hasilnya melalui aplikasi di smartphone.

"Saya gunakan satu aplikasi untuk memperlihatkan hasil jadinya nanti ke calon konsumen, setelah cocok dengan warna dan motifnya kemudian saya aplikasikan ke kain," imbuh Shodik.

Ada hal yang menarik yakni, dimana setiap goresan canting Shodik sembari melafalkan bersalawat dan doa, harapnya agar setiap hasil goresan tangannya digemari oleh konsumen. (tp/pt)